Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biayai Defisit Fiskal, BI Sudah Borong SBN Rp 22,8 Triliun

Kompas.com - 19/05/2020, 18:40 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) sudah membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana Rp 22,8 triliun hingga 14 Mei 2020.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pembelian SBN di pasar perdana semata-mata untuk membiayaai defisit fiskal pemerintah yang tembus lebih dari 5 persen akibat Covid-19.

"Saya sampaikan selama ini sejak keputusan bersama ini diputuskan BI telah membeli Rp 22,8 triliun SBN dari pasar perdana yang diterbitkan pemerintah untuk defisit fiskal sampai 14 Mei 2020. Kami akan tetus mendukung pemerintah untuk pembiayaan defisit fiskal," kata Perry dalam konferensi video, Selasa (19/5/2020).

Baca juga: Biayai Defisit APBN, BI Siap Serap SBN Rp 125 Triliun

Di sisi lain Perry menyebut, BI juga telah memberikan remunerasi sebesar 80 persen dari BI rate atau 3,6 persen atas rekening pemerintah di Bank Indonesia.

"Kami bersedia untuk melakukan burden sharing secara bersama (dengan pemerintah) karena semua ini ditujukan bagaimana kita bisa segera pulih dari Covid-19," sebut BI.

Terkait pembelian SBN di pasar perdana, BI bisa membelinya melalui tiga cara, yakni sebagai non-competitive bidder, green shoe option, maupun private placement.

Melalui non-competitive bidder, BI diperbolehkan membeli maksimal 25 persen dari target lelang maksimum dan 30 persen untuk Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Baca juga: BI Wajibkan Bank-bank Beli SBN, Ini Mekanismenya

Pembelian surat utang pemerintah di pasar perdana oleh BI diatur dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan.

"Dalam non competitive bidder, dirasakan target belum bisa dicapai, BI bisa melalui green shoe option dengan target lelang sama dengan non competitive bidder. Bila tidak mencukupi, kami bisa private placement dengan harga tinggi sesuai kebutuhan pemerintah," pungkas Perry.

Sebelumnya, BI telah menyerap Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp 1,7 triliun pada Selasa (21/4/2020).

Serapan itu merupakan bagian kecil dari jumlah lelang yang dimenangkan Rp 9,98 triliun dengan jumlah penawaran masuk mencapai Rp 18,8 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com