Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memanen Untung dari Sayur Hidroponik, Bisnis yang Kebal dari Covid-19

Kompas.com - 20/05/2020, 07:12 WIB
Muhammad Idris

Penulis

 

Bagi pemula, memulai bisa hidroponik bisa dilakukan di halaman rumah. Lahan sempit bisa diakali dengan membuat media tanam atau bak hidroponik secara bertingkat. Bibit sayur hidroponik juga bisa didapatkan di toko pertanian maupun di toko online. 

"Kalau untuk pemula, sekedar hobi dan memenuhi kebutuhan sayuran untuk dapur sendiri, bisa mulai dengan ukuran 1x4 meter. Bahkan bisa 1x2 meter dengan dibuat meninggi ke atas. Itu kira-kira untuk instalasi habis Rp 1,5 juta," jelas Ginanjar.

Baca juga: Tak Lagi Jadi Menteri, Jonan Kini Sibuk Bertani Sayur

Sejak dulu, dirinya memang sudah lama ingin bertani namun tak memiliki lahan luas. Dengan beberapa refrensi di internet, dia memutuskan terbang ke Yogjakarta untuk belajar metode budidaya atau cara menanam hidroponik.

"Sebelum beralih hidroponik, awalnya sempat coba tanam di tanah karungan, ternyata hasilnya tidak maksimal. Saya juga tidak memiliki basic pertanian. Jadi petani di usia muda, saya kira jadi kebanggaan tersendiri meski dengan lahan terbatas," ungkap Ginanjar.

"Awal memulainya banyak cerita tidak mengenakkan. Di Samarinda sendiri hidroponik masih sangat asing. Banyak yang teman-teman dan tetangga menertawakan, bertanya heran, memang bisa sayur bisa tumbuh di air. Orang tua sendiri juga awalnya tidak percaya," imbuhnya.

Seiring waktu, sayuran dari kebun hidroponik semakin diminati di Kota Samarinda. Dirinya saat ini juga aktif membina beberapa komunitas seperti kampung KB, pesantren, keluarahan, kegiatan kecamatan, hingga mengisi kegiatan pembelajaran untuk pengenalan pertanian untuk anak-anak sekolah.

Soal kendala, menanam sayuran hidroponik juga bukan tanpa kendala. Selain cuaca, hama juga terkadang menyerang sayuran. Untuk meminimalisir kerusakan sayuran, dia membangun kebun dengan konsep semi rumah kaca dengan atap plastik ultraviolet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com