Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta tentang Mi Instan, Inovasi Pangan yang Mendunia

Kompas.com - 20/05/2020, 18:13 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Insider

NEW YORK, KOMPAS.com - Siapa tidak kenal mi instan? Hidangan yang mudah disajikan ini pastilah dikenal masyarakat Indonesia, bahkan dunia.

Mi instan merupakan makanan berat yang paling murah dan paling mudah ditemukan di pasar swalayan. Hampir setiap rumah setidaknya menyimpan cadangan mi instan.

Namun, tahukah Anda sejarah mi instan dan sejumlah fakta menarik mengenai mi instan?

Baca juga: Ekspor Mi Instan dan Produk Terigu Capai Rp 8,7 Triliun

Dilansir dari Insider, Rabu (20/5/2020), berikut ini sejumlah fakta menarik tentang mi instan, inovasi pangan yang mendunia.

1. Pertama kali diciptakan di Jepang

Mi instan diciptakan pada tahun 1958 di Jepang oleh Momofuku Ando, yang juga mendirikan perusahaan makanan Nissin Foods.

Pada saat itu, Nissin Foods meluncurkan produk mi instan bermerek Chikin Ramen.

Mi instan pertama diciptakan sebagai sumber pangan bagi masyarakat Jepang. Kala itu, Jepang menghadapi gejolak ekonomi pasca Perang Dunia II.

Ando wafat di Osaka pada Januari 2007 di Osaka, dalam usia 96 tahun. Kabarnya, Ando menyantap Chikin Ramen hampir setiap hari hingga akhir hayatnya.

Baca juga: Mi Instan Punya Penggemar Paling Fanatik di Indonesia

2. Ratusan miliar porsi disantap di seluruh dunia per tahun

Ilustrasi mi instan.shutterstock.com/suriya+yapin Ilustrasi mi instan.

Setidaknya 103 miliar porsi mi instan dihidangkan di seluruh dunia setiap tahunnya.

Padahal, ketika diciptakan oleh Ando dan dijual di pasar swalayan, harga mi instan enam kali lipat lebih mahal dari harga mi yang ada di kedai.

Kondisi ini membuat mi instan tak dapat dijangkau oleh masyarakat Jepang, yang saat itu mayoritas dalam kondisi miskin.

3. China konsumen terbesar mi instan

Meskipun diciptakan di Jepang, namun konsumen terbesar mi instan di dunia adalah China.

Menurut laporan Asosiasi Mi Instan Dunia, secara total warga China daratan dan Hong Kong menyantap lebih dari 40 miliar sajian mi instan sepanjang tahun 2019.

Baca juga: Warga Karantina di Rumah, Pendapatan Produsen Mi Instan Melonjak di China

4. Indonesia konsumen mi instan terbesar kedua dunia

Menurut riset Brand Footprint 2018 yang dirilis Kantar Worldpanel, Kamis (24/5/2018), Indomie menjadi merek produk konsumsi habis dipakai (FMCG) yang paling banyak dipilih rumah tangga Indonesia 6 tahun berturut-turut.Kompas.com/Josephus Primus Menurut riset Brand Footprint 2018 yang dirilis Kantar Worldpanel, Kamis (24/5/2018), Indomie menjadi merek produk konsumsi habis dipakai (FMCG) yang paling banyak dipilih rumah tangga Indonesia 6 tahun berturut-turut.

Setelah China, Indonesia menyusul pada peringkat kedua sebagai konsumen terbesar mi instan di dunia.

Sepanjang tahun 2019 lalu, penduduk Indonesia menyantap lebih dari 12 miliar sajian mi instan.

Sementara itu, Amerika Serikat berada pada peringkat keenam dunia dengan jumlah konsumsi mencapai 4 miliar sajian.

Baca juga: Mi Instan Jadi Candu Dunia, Indonesia Nomor 2 Pengonsumsi Tertinggi

5. Mi instan kemasan gelas diproduksi pertama kali tahun 1971

Pegawai di Cup Noodles Museum di Minato Mirai, Yokohama, mengepak mi instan pesanan pengunjung di museum terkenal itu. Museum ini salah satu atraksi di Minato Mirai, kawasan reklamasi yang menjadi pusat perkantoran, wisata, hunian, dan pengembangan lain.KOMPAS/NELI TRIANA Pegawai di Cup Noodles Museum di Minato Mirai, Yokohama, mengepak mi instan pesanan pengunjung di museum terkenal itu. Museum ini salah satu atraksi di Minato Mirai, kawasan reklamasi yang menjadi pusat perkantoran, wisata, hunian, dan pengembangan lain.

Mi instan dalam kemasan cup atau gelas baru diluncurkan pertama kali pada tahun 1971.

Menurut warta BBC, Ando mengaku inspirasinya menciptakan Cup Noodles adalah ketika menyaksikan warga mengantre panjang membeli ramen panas dalam mangkok di kedai pasar gelap, ketika Jepang mengalami kekurangan bahan pangan setelah Perang Dunia II.

Pada tahun 1972, Nissin mulai memproduksi mi instan merek Top Ramen di AS. Setahun kemudian, Cup Noodles pun sebagian diproduksi di AS dan didistribusikan ke pasar-pasar swalayan Negeri Paman Sam tersebut.

Baca juga: Produsen Mi Instan Indomie Raup Untung Rp 4,91 Triliun pada 2019

6. Penemuan terbaik Jepang

Jepang memang menciptakan banyak inovasi yang berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Namun, tampaknya kebanggaan akan mi instan tak bisa mereka sembunyikan.

Dalam sebuah survei, warga Jepang meyakini penemuan terbaik bangsa mereka pada abad ke-20 adalah mi instan.

Berada pada peringkat kedua dan ketiga masing-masing adalah karaoke dan Pokemon.

7. Jadi "mata uang" di lapas AS

Menurut laporan NPR dan Michael Gibson-Light, kandidat doktoral dari University of Arizona School of Sociology, sejumlah penghuni lembaga pemasyarakatan (lapas) di AS menggunakan mi instan sebagai "mata uang." Mi instan mereka sebut sebagai "sup."

Baca juga: Industri Mi Optimistis Bisa Jual 16 Miliar Bungkus Mi Instan Tahun Ini

Makanan itu digunakan oleh penghuni lapas untuk "membayar" penghuni lapas lain yang diminta melakukan sejumlah pekerjaan, seperti membersihkan ruang tahanan, mencuci pakaian, atau mencuri buah-buahan maupun sayuran dari dapur.

"Ada ekonomi informal berdasarkan mi instan.  Salah seorang penghuni lapas mengatakan pada saya, 'Anda bisa mengetahui seberapa baiknya kondisi (finansial) seseorang dari berapa banyak sup yang ia punya di lemarinya. 20 sup? Oh, kondisi dia bagus!'," jelas Gibson-Light.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com