Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Wajib Pakai Masker, Penjualan Lipstik di Jepang Merosot

Kompas.com - 22/05/2020, 13:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Dalam beberapa bulan terakhir, penjualan masker di Jepang melesat tajam hingga sulit ditemukan di toko-toko.

Akan tetapi, ada pula satu produk yang penjualannya merosot di Negeri Sakura tersebut, yakni lipstik.

Dikutip dari South China Morning Post, Jumat (22/5/2020), karena warga diwajibkan memakai masker dan ada kewajiban kerja dari rumah, penjualan lipstik di toko-toko kosmetik lesu.

Baca juga: Terpukul Virus Corona, Jepang Alami Resesi Ekonomi

Beberapa toko kosmetik di Jepang juga tidak lagi menyediakan tester lipstik dari etalase. Ini lantaran virus corona dikhawatirkan dapat menyebar kepada konsumen yang mencoba tester produk.

Studi belanja rumah tangga yang dilakukan Kementerian Dalam Negeri Jepang menemukan, belanja lipstik anjlok 22,2 persen pada Maret 2020 dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Namun, perusahaan-perusahaan kosmetik memperkirakan penurunan penjualan yang lebih tajam.

Salah satu perusahaan kosmetik mengestimasi jumlah lipstik yang terjual di Jepang mencapai 26 juta unit pada tahun 2019. Akan tetapi, jumlah lipstik yang terjual pada periode Januari-April 2020 hanya mencapai 30 persen dari periode yang sama tahun lalu.

"Penjualan seluruh produk kosmetik turun karena virus corona, namun penurunan (penjualan) lipstik khususnya karena penggunaan masker," ujar juru bicara perusahaan kosmetik dan perawatan diri Kao Corporation.

 

"Akan tetapi, karena kosmetik tidak hanya dikenakan untuk meningkatkan penampilan seseorang, namun juga membuat seseorang merasa lebih positif, kami mengekspektasikan perbaikan secara bertahap ketika krisis (pandemi) virus corona berakhir," imbuhnya.

Namun demikian, sebut juru bicara Kao, pemulihan tersebut tergantung pada berapa banyak orang yang memutuskan untuk terus mengenakan masker dan berapa lama.

Walau demikian, begitu penjualan bangkit kembali, perusahaan kosmetik mungkin mendapati bahwa mereka masih tidak dapat mengalihkan stok mereka, meskipun untuk alasan yang sangat berbeda.

Baca juga: Meski Dapat Stimulus, 5 Perusahaan Jepang Enggan Eksodus dari China

Di Jepang, tren lipstik pada paruh kedua tahun 2019 adalah untuk warna yang lebih cerah, menurut perusahaan analisis pasar Euromonitor International.

Hal yang sama berlaku satu dekade lalu, hingga gempa bumi Maret 2011 di timur laut Jepang, yang memicu tsunami yang menewaskan hampir 20.000 orang dan musibah di reaktor nuklir Fukushima.

Respons di antara sebagian besar wanita Jepang adalah kembali ke nuansa warna riasan yang lebih lembut dan halus. Sebab, mereka tidak ingin menunjukkan ekspresi kegembiraan berlebihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com