Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Lockdown, Uber PHK 600 Karyawannya di India

Kompas.com - 26/05/2020, 17:10 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Uber Technologies Inc berencana akan memangkas sekitar 600 pegawainya di India. Hal ini akibat diberlakukanya lockdown yang menyebabkan bisnis di India ikut terhenti.

Pekan lalu, Uber mengatakan akan fokus pada bisnis intinya yakni layanan penumpang kendaraan dan pengiriman makanan.

Selain itu Uber juga telah memangkas lebih dari sepertiga jumlah stafnya secara global dalam upaya untuk tetap untung meskipun ada pandemi Covid-19.

Baca juga: Menperin Setuju Kerja Shift Malam Hanya untuk Pekerja di Bawah 50 Tahun

"Dampak dari Covid-19 dan adanya pemulihan yang tidak terduga membuat Uber IndiaSA tidak punya pilihan selain mengurangi jumlah tenaga kerja," ujar Presiden Uber Asia Selatan Pradeep Parameswaran mengutip dari Reuters, Jakarta, Selasa (26/5/2020).

Bukan hanya Uber, ternyata perusahaan saingannya yaitu Ola telah memangkas sekitar 1.400 pekerjaan karena lockdown yang menurunkan pendapatan sebesar 95 persen dalam beberapa bulan terakhir.

Bisnis Ola dan Uber ini mulai terhenti pada akhir Maret lalu saat India telah menerapkan lockdown akibat dari Pandemi Covid-19.

Uber tidak mengatakan berapa banyak pekerja yang diperkerjakan di India, tetapi sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan tengah memperkerjakan sekitar 2.400-2.500 karyawan sebelum PHK resmi diumumkan.

Baca juga: Erick Thohir: 86 Persen BUMN Siap Hadapi New Normal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com