Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasat Pengusaha Ayam Goreng Bertahan Saat Wabah Corona

Kompas.com - 27/05/2020, 09:14 WIB
Muhammad Idris

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Merebaknya pandemi virus corona atau Covid-19 jadi pukulan telak bagi banyak pelaku usaha. Dalam waktu singkat, omzet penjualan anjlok drastis, bahkan banyak akhirnya pelaku bisnis yang memilih tutup sementara hingga gulung tikar karena tak kuat bertahan.

Dampak sangat terasa juga dirasakan Yudha Setiawan, Owner Lazizaa Chicken & Pizza. Gerai dengan menu andalan beragam olahan ayam ini cukup populer di hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur

"Omzet turun 50 persen, karena apa yang kita jual bukan produk makanan pokok, dari 50-an outlet, sudah 8 outlet yang tutup. Store kita yang ada di rest area tol juga kita tutup. Solusi bertahan hanya dua, pertahankan revenue, atau cutting costs," kata Yudha kepada Kompas.com, pekan lalu.

Terlebih lagi, pandemi ini datang saat momen Ramadhan dan Lebaran, di mana penjualan bisa naik sangat signifikan. Selain merosotnya pembeli karena larangan makan di tempat, memesan makanan dari restoran juga bukan pilihan bijak bagi sebagian orang di saat sekarang. 

Saat pandemi, orang lebih banyak berdiam di rumah dan memilih memasak makanan sendiri untuk berhemat saat krisis.

Baca juga: Ladang Uang Ternak Ayam Kampung, Modal Kecil, Peluang Menjanjikan

"Semua drop, tidak ada buka puasa bersama. Penjualan yang biasanya berasal dari event-event di Jawa Timur juga sudah tak ada dan banyak yang meminta dibatalkan, orang juga tak bisa makan di restoran, lebih banyak berdiam di rumah. Penjualan dari online juga turun. Semuanya drop," tuturnya.

Jika tak pintar-pintar mencari peluang baru, lanjut dia, bukan tak mungkin lebih banyak gerai Lazizaa yang tutup. Berbagai cara dilakukannya agar pendapatan bisa dijaga, minimal bisa bertahan di situasi sulit seperti sekarang.

Sejak merebaknya virus corona, meski sudah akrab dengan menu ayam dan pizza, pihaknya mencoba mencari peluang baru. Salah satunya dengan berjualan paket sembako.

"Istilahnya kita bertahan semampunya, yang penting bagaimana bisa survive. Di awal merebak corona, kita belum siap, tapi kita mulai adaptasi dengan kebiasaan masyarakat. Artinya, jual sesuatu di luar bisnis kita, kita tawarkan paket sembako yang kebetulan banyak stok di dapur kita. Jual beras, gula, minyak, ternyata laku," ujarnya.

Baca juga: Memanen Untung dari Sayur Hidroponik, Bisnis yang Kebal dari Covid-19

Promosi paket sembako dengan harga terjangkau juga digencarkan, termasuk penawaran langsung ke beberapa tempat. Tak jarang, beberapa institusi memborong paket yang ditawarkan Lazizaa.

"Kita sasar sekarang adalah mereka yang membutuhkan bahan pokok. Salah satunya beberapa waktu lalu, kita dapat pesanan 600 paket sembako dari persatuan dokter spesialis mata Jawa Timur," ungkapnya.

Gerai Lazizaa sendiri selama terkenal dengan menu nasi biryani. Saat pandemi, pihaknya mencoba menjual paket beras basmati selama bulan puasa lalu. Tak disangka, beras asal India ini rupanya mendapat respon baik dan banyak dipesan dari beberapa daerah di Jawa Timur.

"Selama Ramadan banyak orang cari makanan Timur Tengah. Orang tidak bisa makan di restoran karena tak boleh makan di tempat, akhirnya mereka buat sendiri di rumah, kita tawarkan beras basmati, sekaligus kita kasih video tutorial cara memasaknya. Ternyata laris," ucap Yudha yang memulai bisnisnya di Sidoarjo sejak tahun 2015 itu.

Baca juga: Perlukah THR Tahun Ini Dipakai untuk Belanja Lebaran?

Prinsipnya, agar bisa tetap bertahan, pihaknya perlu menjual apa yang memang tengah dibutuhkan masyarakat saat pandemi. Atau paling tidak membuat pasar baru dari bahan-bahan yang bisa dijual dari isi dapur restorannya.

"Kemudian kita coba jual makanan frozen (beku), selama restoran omzetnya turun drastis bahkan ada yang tutup, apa yang bisa dijual? Kita pikir yang ada di restoran banyak ayam frozen, ternyata banyak yang beli. Jadi malah sekarang banyak jualan sembako dan makanan frozen," tuturnya.

Tren banyak orang beramal dengan makanan juga ditangkap Yudha jadi peluang. Pihaknya menawarkan sejumlah paket berbagi untuk bisa dibagikan kepada masyarakat dengan harga sangat terjangkau.

"Pas Ramadan lalu banyak kebiasaan beramal dengan makanan, kita gencarkan ajakan berbagi dengan paket makanan. Kita kerahkan karyawan kita hampir 400 orang sebagai marketing, selain omzet bisa dijaga, banyak orang juga bisa terbantu dengan kegiatan berbagi ini," tutur Yudha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com