Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang P Jatmiko
Editor

Penikmat isu-isu ekonomi

Pandemi Covid-19, Akhir dari Tren Leisure Economy?

Kompas.com - 27/05/2020, 11:43 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

Di Indonesia, industri pariwisata benar-benar menghadapi kondisi yangmemprihatinkan. Di Bali misalnya. Per April 2020, jumlah wisatawan yang berkunjung anjlok hingga 90 persen. Pemerintah pun telah memprediksi bahwa devisa dari sektor pariwisata juga akan mengalami penurunan, yakni sekitar 50 persen dari tahun sebelumnya.

Apakah ini menjadi akhir dari tren leisure economy?

Leisure Economy Baru

Sangat sulit mengatakan bahwa saat ini leisure economy masih bertahan. Bahkan, bisa dikatakan terpuruk.

Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal. Mulai dari hal-hal yang sifatnya struktural (kebijakan pemerintah, anggaran negara, dsb) hingga kultural yakni kebiasaan setiap orang. Termasuk kebiasaan untuk bepergian yang selama ini biasa dilakukan oleh para kelas menengah.

Namun demikian, ini tentu bukan akhir dari segalanya. Bagaimanapun, demand orang untuk selalu bepergian, akan tetap ada. Dan leisure economy kemungkinan akan bisa kembali, namun dengan diikuti oleh kebiasaan serta berbagai standard baru yang berbeda dari waktu sebelumnya.

Seperti cerita teman tadi yang mengatakan Jepang memperketat kunjungan wisatawan asing, hal ini sangat mungkin diterapkan oleh berbagai negara. Bahkan Indonesia pun menempuh kebijakan serupa guna membendung penyebaran Covid-19.

Ketika kondisi mulai pulih, tentu akan sulit untuk berharap bahwa setiap negara—termasuk Indonesia—akan memberi kelonggaran bagi wisatawan asing untuk masuk secara bebas.

Ini sebagaimana yang tertuang dalam riset yang dirilis oleh UN ESCAP, sebuah komisi PBB yang fokus pada kerja sama ekonomi dan sosial negara-negara kawasan Asia dan Pasifik. Bahwa berbagai negara kemungkinan akan menerapkan standard kesehatan bagi wisatawan asing yang ingin masuk.

Artinya, turis tak cukup hanya bawa uang, sebagaimana yang terjadi di waktu-waktu sebelumnya. Lebih dari itu, mereka harus dalam kondisi sehat saat masuk ke sebuah negara.

Berbagai kemungkinan ini sekaligus akan membuka opportunity baru bagi berbagai penyedia jasa layanan kesehatan untuk memberikan sertifikasi sehat yang berstandar internasional. Ya, bangkitnya leisure economy akan sangat mungkin diikuti oleh bergeliatnya industri layanan kesehatan yang embedded dengan industri pariwisata.

Baca juga: Spanyol Akan Buka Kembali Lokasi Wisata pada Juli 2020

Di sisi lain, kebiasaan setiap orang di masa pandemi juga akan menuntut pengelola wisata dan pemilik properti penunjang industri ini untuk lebih memerhatikan aspek kebersihan dan kesehatan. Tanpa memberi perhatian pada masalah kesehatan, siap-siap ditinggal pengunjung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com