Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan Jeblok, AirAsia Indonesia Rumahkan 873 Karyawan

Kompas.com - 28/05/2020, 13:40 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) merumahkan 873 karyawan dan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK kepada 9 orang karyawan.

Ini sejak kondisi virus corona atau Covid-19 terkonfirmasi di Indonesia pada Maret 2020.

Hal ini terjadi lantaran pendapatan perusahaan yang berkurang 51 persen sampai dengan 75 persen dibandingkan periode sama tahun lalu

Baca juga: Penerbangan AirAsia Indonesia Dibuka Lagi 1 Juni 2020

Melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (28/5/2020), perseroan menyatakan, pendapatan berkurang akibat penghentian sementara operasional penerbangan selama satu sampai tiga bulan pada rute domestik dan rute internasional.

Corporate Secretary AirAsia Indonesia Indah Permatasari Saugi mengatakan, per Desember 2019, karyawan AirAsia berjumlah 1.691 orang.

Adapun saat ini jumlah karyawan AirAsia Indonesia mencapai 1.645 orang. Pandemi virus corona pun membuat perusahaan melakukan pemotongan gaji sebesar 50 persen kepada 328 orang karyawan.

AirAsia memperkirakan penurunan total pendapatan (konsolidasi) untuk periode 31 Maret sampai 30 April 2020 adalah 25 persen sampai dengan 50 persen dibandingkan periode sama tahun 2019.

Demikian juga dengan penurunan laba bersih yang diprediksi turun 75 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Baca juga: AirAsia Perpanjang Masa Berlaku Akun Kredit hingga 2 Tahun

Pandemi Covid-19 juga berdampak pada pemenuhan kewajiban keuangan perusahaan secara jangka pendek dan Entitas Anak mencakup utang usaha, utang bank atau lembaga keuangan, kupon dan pokok obligasi, serta medium term notes (MTN).

“Berdampak untuk pemenuhan kewajiban pokok dan bunga utang,” tulis AirAsia dalam keterbukaan informasi di laman BEI.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com