Namun demikian, dirinya mengaku aliran modal asing yang masuk melalui instrumen saham masih dalam tekanan.
Pasalnya, terjadi outflow atau arus modal keluar sebesar Rp 3,19 triliun pada pekan kedua Mei. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan pekan pertama yang sebesar Rp 2,17 triliun.
Adapun dengan peningkatan aliran modal asing melalui portofolio SBN menyebabkan imbal hasil atau yield SBN di pasar sekunder terus menurun.
Baca juga: Pemerintah Akan Terbitkan Utang Rp 990,1 Triliun?
Saat ini, yield SBN terpantau di kisaran 7,72 persen setelah sempat menyentuh angka 8 persen pada pekan kedua bulan April.
"Jadi ini terus mengalami penurunan karena memang meredanya kepanikan flobal, masih menariknya imbal hasil di dalam negeri. Inflow membawa yield SBN menurun," jelas Perry.
"Sebagai catatan, perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri yang diukur dari yield SBN 10 tahun Indonesia dengan obligasi Treasury 10 tahun Amerika Serikat berkisar 6,7 persen, itu menarik dan lebih menarik dari sejumlah negara lain," ujar dia.
Baca juga: Menteri KKP Minta Tambahan Anggaran Rp 1,24 Triliun, untuk Apa Saja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.