Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Prinsip Kedai Sayur Lanjutkan Bisnis di Masa "New Normal"

Kompas.com - 28/05/2020, 20:29 WIB
Josephus Primus,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masa kenormalan baru alias new normal di tengah pandemi Covid-19 menjadikan tantangan tersendiri bagi bisnis produk pangan sayur-mayur.

"Terjadi perubahan permintaan dari bisnis ke bisnis (B2B) menjadi bisnis ke konsumen (B2C)," kata CEO Kedai Sayur Adrian Hernanto dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Kamis (28/5/2020).

Awalnya, kata Adrian, perusahaan rintisan berbasis aplikasi yang dikelolanya lebih banyak melayani hotel, restoran, dan kafe.

Baca juga: Taksi Terbang Buatan Start Up Yogyakarta Ini Punya Kelebihan Dibanding Helikopter, Berikut Penjelasannya

Namun demikian, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 10 April 2020 mulai dari Jakarta membuat B2B tersebut mengalami penurunan transaksi yang signifikan.

Sementara itu, PSBB yang aturan pokoknya diteken Presiden Joko Widodo pada 31 Maret 2020 dan aturan pemerincinya ditandatangani oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pada 31 Maret 2020 membuat perubahan pada gaya hidup berbelanja anggota masyarakat.

Adrian mengakui kini masyarakat cenderung berbelanja kebutuhan pangan dan konsumsi sehari-hari secara daring.

"Kami mengalami peningkatan penjualan khususnya B2C, trafik media sosial, dan jumlah unduhan aplikasi Kedaisayur," ucap Adrian.

Baca juga: Memanen Untung dari Sayur Hidroponik, Bisnis yang Kebal dari Covid-19

Empat prinsip

Sebelumnya, jelas Adrian, layanan B2C berupa Aplikasi Kedaisayur- Sayur dan Lauk Pauk Online telah diluncurkan secara resmi oleh Kedai Sayur dan dapat diunduh secara gratis di Playstore dan Appstore.

Adrian menerangkan meski mendapatkan peluang besar pada B2C, pihaknya memegang empat prinsip demi mengutamakan konsumen.

Pertama, Kedai Sayur melakukan analisis produk yang paling banyak dibutuhkan.

Baca juga: Boleh Sambut “New Normal” dengan Belanja, Asalkan…

Kedua, melakukan kontrol harga.

Ketiga, memastikan ketersediaan stok langsung dari sumbernya.

"(Keempat) Kami memperketat quality control (kontrol kualitas)," tutur Adrian.

Selain layanan B2B dan B2C, Kedai Sayur juga memiliki layanan khusus bernama Mitra Sayur.

Mitra Sayur merupakan mitra bagi pedagang sayur baik keliling maupun dengan lapak atau
kios yang menjadi konsumen Kedai Sayur.

Baca juga: Mau Pinjam Uang dari Fintech di Tengah Covid-19? Perhatikan 4 Hal Ini

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Layanan ini pertama kali diluncurkan sejak awal didirikannya Kedai Sayur dengan visi membantu para pedagang sayur meningkatkan bisnis mereka.

Saat ini sudah lebih dari 7.000 pedagang sayur yang tergabung menjadi mitra Kedai Sayur dan merasakan dampak positif terhadap usahanya.

Kini, Kedai Sayur memiliki dua pusat distribusi (DC) di Setu, Jakarta Timur dan Cipondoh, Kota Tangerang, dengan pasokan produk pangan segar dari 30 lebih vendor yang terdiri dari petani, pasar induk, dan pasar lokal.

 Baca juga: Pemerintah Akan Terbitkan Utang Rp 990,1 Triliun?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com