Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lepas Status Dirut BUMN, Kini Wahyu Lebih Bahagia Jadi Petani

Kompas.com - 30/05/2020, 10:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Wahyu menguraikan, sulitnya alpukat lokal masuk ke pasar ekspor karena belum bisa memenuhi preferensi pasar ekspor. Dari sekian banyak varietas yang ada di Indonesia, sebenarnya hanya sedikit yang cocok di lidah penikmat buah di luar negeri.

"Orang sini suka alpukat yang manis, ternyata di luar negeri tidak demikian. Banyak gula, artinya kualitas jelek. Dan yang dijual di Indonesia alpukatnya sangat beragam, harus seragam untuk pasar ekspor. Seperti di Australia yang ditanam di lahan luas," ungkap Wahyu.

Baca juga: Erick Thohir Bakal Gabungkan Bulog dengan PTPN dan RNI

Di Lembang, dirinya kini tengah mengembangkan varietas alpukat lokal dan luar negeri, termasuk persilangan keduanya. Beberapa vaietas yang tengah dibudidayakannya seperti alpukat aligator, alpukat lilin, dan paneling.

Wahyu mengaku beruntung karirnya banyak dihabiskan di BUMN yang bergerak di sektor perkebunan dan pertanian. Pengetahuan pertanian, termasuk soal pemasaran pasca-panen, sangat membantunnya mengelola lahan pertanian terintegrasi yang dinamainya Nabila Farm.

"Pemasaran kita kerja sama dengan sebuah brand sayuran bermerk yang jaringan distribusinya sudah ke seluruh Indonesia. Kita terapkan standarisasi yang sama untuk kualitas, semi organik alias tanpa pestisida," ucap Wahyu.

Bangun pesantren

Setelah bertani, Wahyu juga menyibukkan diri untuk mengurus pesantren yang sudah dirintisnya sejak tahun 2011 silam. Dia kini tengah mengembangkan pesantren Tahfiz Quran dan yayasan pendidikan untuk SD hingga SMP di Ngamprah, Bandung Barat.

Baca juga: Waspada Telur Ayam Infertil yang Cepat Busuk, Ini Cara Membedakannya

"Alhamdulillah sudah ada pesantren rumah tahfiz dan yayasan sampai SD. Dan yang lulus SD kan ingin lanjut SMP di tempat yang sama, makanya kita lagi kembangkan terus bangun sekolahnya dalam satu kawasan," kata Wahyu.

Dikatakannya, pilihan hidup di pedesaan dan jadi petani adalah jalan hidup yang memberinya kepuasan batin tersendiri.

"Kalau bicara petani itu kegiatan yang sangat mulia, semua bisa jadi amal jariyah. Kita tanam sayur, hasil panennya bisa kita bagikan itu sedekah, sayurnya dimakan ulat itu juga sedekah," ungkap Wahyu.

"Kebetulan saya juga dibantu 20 orang urus lahan, keseharian selalu bersama mereka, makan bersama, bekerja di ladang bersama, itu juga kebahagian. Ada kepuasan tersendiri di mana kita bisa lebih dekat dengan Yang Maha Kuasa," katanya lagi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com