Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup dari APBN, Berapa Pendapatan TVRI dari Jualan Siaran?

Kompas.com - 31/05/2020, 11:11 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pro kontra penanganan kisruh internal di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia terus berlanjut usai pelantikan Direktur Utama Pengganti Antarwaktu LPP TVRI 2020-2022 Iman Brotoseno.

Kisruh di tubuh stasiun televisi tertua di Indonesia sudah berlangsung lama, yakni sejak pemecatan Helmy Yahya dari posisi Direktur Utama TVRI. Kali ini, selain masalah independensi, rekam jejak Iman Brotoseno yang dikaitkan dengan pornografi dipermasalahkan.

Dari perjalanan sejarahnya, status TVRI juga sempat bergonta-ganti. TVRI pernah menjadi BUMN, dari Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum), dan Perseroan Terbatas (PT).

Kini, dengan berubahnya TVRI menjadi LPP, operasional TVRI tetap bergantung pada dana APBN. Selain itu, TVRI juga memperoleh pendapatan dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Baca juga: Jadi Dirut TVRI, Ini yang Akan Dilakukan Iman Brotoseno

Jenis-jenis PNBP TVRI yang diatur dalam PP Nomor 33 Tahun 2017 berasal dari jasa tayang, produksi program, media online, penggunaan sarana dan prasarana siaran, pendidikan pelatihan, dan layanan digitalisasi penyiaran.

TVRI terakhir kali mempublikasikan laporan keuangan terakhirnya pada 2019. Laporan keuangan tersebut diterbitkan oleh Direktorat Keuangan TVRI yang sudah diaudit.

Dalam laporan keuangan 2018 (audited), pendapatan TVRI dari PNBP tercatat sebesar Rp 170,82 miliar. Besaran PNBP yang diterima ini naik dibandingkan tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp 150,96 miliar.

Sementara itu pada tahun 2018, jumlah beban TVRI jauh lebih besar yakni sebesar 956,07 miliar atau defisit operasional sebesar Rp 785,24 miliar.

Baca juga: Sejarah TVRI, Penyiar Film G30S yang Sempat Jadi BUMN

TVRI juga mengalami defisit pada kegiatan non-operasional, sehingga total defisit TVRI sepanjang tahun 2018 yakni sebesar Rp 790,16 miliar.

Untuk menutup defisit tersebut, TVRI selama ini mengandalkan dari suntikan APBN pemerintah. Sebagai informasi, untuk tahun 2020, TVRI mendapatkan alokasi dana APBN sebesar Rp 1,1 triliun. Namun kemudian DPR menyetujui penambahan anggaran untuk TVRI yakni sebesar Rp 242 miliar.

TVRI pernah hidup dari iuran warga

Diberitakan Harian Kompas, 2 Oktober 2019, TVRI memulai siaran pertamanya pada 24 Agustus 1962. Namun, untuk menikmatinya saat itu tidak mudah karena televisi masih menjadi barang langka dan harganya cukup mahal. Siarannya pun masih terbatas.

Tahun 1965, misalnya, TVRI baru membangun proyek menara televisi di perbukitan Gantung, Gombel, dan Cemorosewu untuk meluaskan siaran di sekitar Jawa Tengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com