Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Minta Manfaatkan Pekarangan, Mentan: Bisa Jadi Sumber Pendapatan

Kompas.com - 31/05/2020, 20:52 WIB
Inang Sh ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, menjaga ketahanan pangan bisa dilakukan semua pihak, salah satunya adalah memanfaatkan pekarangan.

“Dampak corona membuat ekonomi melemah, banyak orang kehilangan pekerjaan, obatnya ada di depan mata, yaitu bertani atau bertanam di pekarangan,” ujar dia dalam keterangan tertulis.

SYL (sapaan akrab Mentan) mengatakan itu saat mengunjungi Kelompok Wanita Tani (KWT) Biring Balang Desa Borong Pala’la Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (31/5/2020).

Mantan Bupati Gowa dua periode ini menyebut, pekarangan memberikan manfaat besar, bukan saja terhadap pemenuhan penyediaan pangan yang sehat, juga bahkan dapat menjadi sumber pendapatan keluarga.

“Di era pandemi ini, bisnis pertanian tidak akan mati karena tidak ada orang di dunia tidak butuh makan,” kata Mentan.

Baca juga: Kementan Berikan Stimulus Kepada 2,76 Juta Petani Miskin

SYL menyebut, pandemi Covid-19 mungkin bisa selesai dalam beberapa bulan nanti. Namun, perut rakyat tidak boleh jadi masalah.

Oleh sebab itu, pertanian, seperti memanfaatkan pekarangan, menjadi sektor andalan di tengah tantangan ekonomi yang melemah.

“Ini berarti sayuran di sekitar kita ini, dengan teknologi lebih baik, maka hasilnya akan luar biasa. Negara lain pun pasti akan minta,” ujar dia.

Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Ketahanan Pangan (BKP) menyelenggarakan kegiatan pemanfaatan pekarangan pangan lewat gerakan Pekarangan Pangan Lestari (P2L).

Hal ini dilakukan Kementan sebagai salah satu komitmen dan tanggung jawabnya menjaga ketahanan pangan dalam menyediakan bahan makanan bagi 267 juta penduduk Indonesia.

Baca juga: Harga Sembako Stabil Selama Lebaran, Ketua HKTI Jabar Apresiasi Kementan

Pada kesempatan yang sama, SYL juga berkesempatan menyerahkan paket bantuan P2L yang diterima langsung Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo.

Pengembangan pangan di pekarangan

Di tempat yang sama, Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi mengatakan, untuk tahap penumbuhan setiap kelompok menerima paket bantuan P2L sebesar Rp 60 juta.

Paket bantuan ini digunakan untuk pengembangan rumah bibit, pembuatan demplot, dan pertanaman di pekarangan.

“Alokasi P2L di tahun 2020 tersebar di 3.800 titik di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Baca juga: Kurangi Gagal Panen, Kementan Terus Galakkan Program Asuransi Pertanian

Masih di tempat yang sama, Ketua KWT Biring Balang Sajariyati mengungkapkan terima kasihnya atas bantuan kegiatan P2L dari Kementan.

Dia merasakan manfaat dari kegiatan ini yang dia sebut luar biasa memberikan perubahan bagi kelompoknya dan juga sekitarnya.

“Bisa dibilang luar biasa bagi kami, terutama untuk konsumsi setiap hari dapat sayuran di pekarangan sendiri, tidak perlu ke pasar apalagi ada pandemi kita tidak bisa banyak keluar,” ujarnya.

Selain untuk kebutuhan pangan keluarga, hasil panen sayur yang berlimpah diakuinya tidak habis untuk dikonsumsi sehingga sebagian dijual kepada penjual sayur keliling.

“Ini juga tetangga desa kalau lihat banyak yang tertarik dan ingin bertanam, saya bagikan bibit untuk mereka tanam sendiri,” katanya.

Baca juga: Dukung Pangan Nasional, Kementan Distribusikan 46,27 Persen Pupuk Bersubsidi

Sajariyati menjelaskan, pihaknya banyak yang menanam sayuran umur pendek, seperti pakcoy, sawi, kangkung, hingga bayam yang membuatnya sering panen.

“Kami juga menanam cabai karena selain hasilnya bagus juga menarik dipandang seperti tanaman hias jika sedang berbuah,” terangnya.

Tidak hanya aneka sayur dan buah, dia mengatakan, kelompoknya juga menanam singkong untuk diolah menjadi keripik.

“Kami juga tanam singkong, itu biasanya kita olah jadi keripik dan kita jual laku sekali, semua dikerjakan oleh kelompok,” ujarnya.

Meskipun lahan pekarangan yang dimiliki terbatas, Sajariyati menyiasati dengan banyak membuat rak vertikultur baik di kebun demplot maupun pekarangan anggota.

Baca juga: Laboratorium Hewan Kementan Disulap untuk Uji Virus Corona

Selama pandemi Covid-19, dia mengaku tetap berproduksi untuk mengantisipasi kebutuhan pangannya tetap berlanjut dan terpenuhi.

“Sejak awal saya atur jadwal kelompok kecil untuk penyiraman, penyemaian dan kegiatan di kebun demplot, jadi selama pandemi ini tidak ada masalah, semua tetap jalan terus kita di kebun,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com