Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Menekan Penyebaran Covid-19 Melalui Transportasi Udara

Kompas.com - 02/06/2020, 08:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PROSEDUR standar dalam kerangka menekan penyebaran covid-19 antara lain adalah, jaga jarak, sering cuci tangan, dan mengenakan masker.

Di sisi lain pada langkah PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar telah menyulitkan orang untuk bepergian, terutama dengan angkutan udara. Belum lagi persyaratan administrasi yang harus dipenuhi untuk dapat bepergian sangat menyulitkan para calon penumpang.

Hal-hal tersebut telah menempatkan bisnis transportasi udara pada posisi yang sulit.

Berkurangnya jumlah orang yang menggunakan jasa angkutan udara dan pemberlakuan pembatasan jumlah penumpang yang dapat diangkut dapat dikatakan sebagai “mustahil” untuk dapat memperoleh keuntungan yang memadai dalam bisnis angkutan udara.

Tidak terlihat celah sedikitpun yang dapat digunakan untuk memperoleh target keuntungan dalam kegiatan dibidang jasa transportasi udara.

Pertanyaan yang muncul adalah, lalu apa yang harus dilakukan dalam transportasi udara di tengah turbulensi covid-19 ini. Realitanya kebutuhan akan angkutan udara justru meningkat terutama di bidang angkutan barang atau kargo dan juga secara terbatas kebutuhan orang yang bepergian.

Idealnya, sekarang ini pemerintah sudah harus turun tangan dalam mengatur jalur penerbangan sedemikian rupa sehingga dapat turut melancarkan arus logistik, barang, dan orang dari daerah-daerah tertentu ke berbagai tujuan.

Sudah waktunya membentuk satuan tugas udara Covid-19 yang mengatur dan melancarkan arus kebutuhan pokok dari daerah penghasil atau surplus ke tujuan yang membutuhkannya.

Dalam hal ini tentu saja harus dibuat terlebih dahulu perencanaan yang matang, dan menentukan maskapai penerbangan milik negara yang akan ditugaskan sesuai kebutuhan.

Demikian pula antara lain dengan mempetakan terlebih dahulu daerah penghasil dan titik tujuan yang membutuhkan. Dalam angkutan barang kebutuhan pokok, antara lain hasil perkebunan dan atau pertanian bisa saja menggunakan Bandara Kertajati yang posisinya berdekatan dengan daerah produsen hasil bumi di kawasan Jawa Barat.

Dengan melihat posisi barang yang akan diangkut dan didistribusikan ke daerah-daerah tujuan, maka dapat ditentukan pula beberapa bandara sebagai pangkalan induk. Misalnya saja Kertajati sebagai pangkalan induk angkutan barang hasil bumi dan bandara-bandara tujuan di kota-kota besar yang tersebar di seluruh tanah air sebagai titik tujuannya.

Alur logistik kebutuhan pokok yang dapat digulirkan melalui udara akan sangat membantu dalam hal pemerataan distribusi ke daerah-daerah. Jadwal penerbangan kargo dapat diatur sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan penumpukan barang yang mengalir dari kawasan produsen ke pangkalan induk angkutan kargo di Kertajati.

Peran Bulog dan pemda setempat akan sangat besar artinya dalam hal kelancaran distribusi kebutuhan pokok secara nasional.

Untuk angkutan orang, yang konon belakangan ini harus memakan waktu lebih dari 3 sampai 4 jam sudah harus berada di bandara sebelum dapat berangkat, bisa diatur dengan pendafaran online satu atau dua hari sebelum tanggal keberangkatan.

Persyaratan adminstrasi yang menggunakan online akan memudahkan penumpang dan waktu yang dibutuhkan untuk berada di bandara sebelum pemberangkatan dapat dipersingkat. Karena persyaratan administrasi sudah dilakukan online, maka di bandara hanya dilakukan pemeriksaan yang bersifat fisik saja.

Angkutan barang, kargo kebutuhan pokok termasuk hasil bumi menggunakan Kertajati sebagai pangkalan induk, sementara angkutan orang dapat diberangkatkan dari Bandara Soekarno Hatta Cengkareng.

Apabila hal ini dapat dilakukan dengan cermat, maka hambatan dari angkutan barang sudah dapat memperoleh solusinya. Demikian pula pada jasa angkutan orang, penumpukan dan rentang waktu yang terbuang sia sia di bandara sebelum berangkat akan dapat diatasi.

Kelancaran dari angkutan orang dan barang melalui sistem transportasi udara semacam ini, akan dengan serta merta berkontribusi positif dalam hal upaya besar menanggulangi dampak negatif covid-19.

Akhirnya , apabila pengelolaan perhubungan udara ditengah pandemi ini dapat berjalan lancar, maka tidak mustahil akan menjadi model yang akan mampu mengantar format baru moda perhubungan udara menuju bentuk yang disebut sebagai “New Normal”.

Di samping itu upaya inipun sekaligus akan dapat menjadi langkah awal dalam menggulirkan roda ekonomi secara bertahap. Jejaring perhubungan udara yang dikelola secara terbatas dan terpusat dengan menyesuaikan pola standar penanganan Covid-19 dan persyaratan PSBB, dapat berkontribusi positif dalam upaya menekan upaya penyebaran Covid-19 secara nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com