Sementara itu, komoditas yang menyumbang inflasi adalah bawang merah 0,06 persen, daging ayam ras memiliki andil 0,03 persen, daging sapi 0,01 persen, dan rokok kretek filter 0,01 persen.
Namun secara keseluruhan, sektor makanan minuman dan tembakau terjadi deflasi 0,32 persen, memberikan andil kepada deflasi 0,08 persen.
Komoditas yang memberikan andil pada deflasi, antara lain cabai merah 0,07 persen, telur ayam ras 0,06 persen, bawang putih 0,05 persen, cabai rawit 0,03 persen, bawang bombai 0,01 persen, dan gula pasir 0,01 persen.
Baca juga: Menguat, Berikut Kurs Rupiah Hari Ini di 5 Bank
"Selanjutnya pakaian dan alas kaki terjadi inflasi tipis 0,09 persen sehingga tidak menyumbang andil inflasi 2020. Perumahan air listrik dan gas terjadi inflasi 0,04 persen menyumbang 0,01 persen. Untuk komoditas lainnya, masih flat," ucap Kecuk.
Lebih lanjut Kecuk menuturkan, pola serupa terjadi pada beberapa negara di dunia. Bahkan Filipina, Singapura, Vietnam, dan China mencatatkan deflasi pada April 2020. Filipina deflasi 0,1 persen, Singapura 0,01 persen, Vietnam 1,5 persen, dan China 0,9 persen.
"Ekonomi dunia masih tidak pasti. Masing-masing negara terus menerus berupaya menyelamatkan warga namun ekonomi harus tetap berjalan. Harga komoditas di berbagai negara turun tajam, diperburuk dengan eskalasi perang dagang China-AS," pungkas Kecuk.
Baca juga: Naik Rp 6.000, Ini Harga Emas Antam Terkini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.