Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Penyelamat Ekonomi Saat 1998, Apa Kabar UMKM Saat Ini?

Kompas.com - 02/06/2020, 17:15 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan kondisi berat yang dialami oleh pelaku usaha mikro, kecil dan menengah saat pandemi Covid-19.

Kondisi UMKM saat ini kata dia, berbeda dengan kondisi UMKM saat krisis moneter tahun 1998.

Pada 1998 kata Teten, UMKM menjadi penyelamat ekonomi nasional ketika banyak usaha besar yang kolaps. Bahkan ucapnya, nilai ekspor UMKM saat itu mampu meningkat hingga 350 persen.

Baca juga: New Normal, Pedagang Bakal Dilarang Naik KRL di Jam Sibuk

“(Namun) Saat ini, justru UMKM yang sangat terdampak. Berdasarkan data dari call center menyebutkan bahwa yang paling terpukul adalah sisi permintaan dan pemasaran," ujar Tetan dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (2/6/2020).

"Dari sisi pasokan yang menyangkut SDM juga turun, sementara harga bahan baku meningkat," sambungnya.

Oleh karena itu, lanjut Teten, pemerintah sudah merumuskan 5 langkah untuk menjawab masalah-masalah tersebut, yaitu program Bansos untuk usaha ultra mikro, insentif pajak, stimulus pembiayaan, pinjaman baru yang dipermudah, serta BUMN sebagai penyangga bagi produk-produk sektor pertanian dan perikanan.

Teten mengatakan 5 insentif kepada UMKM tersebut akan diberikan hingga September 2020. Ia berharap pandemi Covid-19 bisa berakhir pada September 2020 sehingga beban APBN tidak kian berat.

Baca juga: Batal Berangkatkan Jemaah Haji, Ini Kata Garuda Indonesia

“Saat ini pun kita sudah (APBN) defisit, maka pemerintah menerbitkan Perppu untuk mencari pinjaman baru, menerbitkan surat utang dan itu bukan hal yang mudah," kata dia.

Meski UMKM terpukul, namun masih ada celah di tengah pendemi. Hal ini menyusul melonjaknya penjualan di e-commerce hingga 18 persen pada Maret 2020.

Teten menyebut, kebijakan di rumah saja mendorong penjualan kebutuhan primer hasil produk UMKM.

Baca juga: Perekonomian Perancis Diproyeksi Merosot hingga 11 Persen pada 2020

"Kebutuhan masyarakat akan makan dan minum selama PSBB paling banyak dari UMKM naik 52,6 persen, keperluan sekolah naik 34 persen. Kebutuhan personal seperti masker dan hand sanitizer, juga tumbuh 29 persen," kata Teten.

Teten juga melihat banyak pelaku UMKM melakukan adaptasi dan bisnis terhadap permintaan baru. Ia optimis, UMKM dapat selalu fleksibel dan dinamis untuk melihat peluang usaha baru.

Saat ini ungkap Tetenm baru sekitar 13 persen UMKM yang bergabung dengan marketplace. Saat ini, UMKM perlu didorong masuk ke e-commerce.

Ia mengaku sudah meminta platform e-commerce untuk membuka laman UMKM agar produk UMKM semakin banyak dijual di market online.

Baca juga: Tokopedia: Transaksi Token Listrik Sedang Ada Gangguan Secara Nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com