Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor, antara lain dukungan ketersediaan pangan pada Idul Fitri, serta penurunan permintaan akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Inflasi April 0,08 Persen, BI Sebut Dipengaruhi WFH hingga PSBB
“Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat. Hal tersebut menyebabkan penurunan permintaan dan perlambatan produksi,” kata Suhariyanto.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo telah melakukan berbagai terobosan untuk menjamim stok dan kelancaran distribusi pangan ke masyarakat.
Saat menjelang puasa dan lebaran misalnya, Syahrul menyatakan, pihaknya menghadirkan Toko Mitra Tani di setiap provinsi, serta menggandeng layanan transportasi berbasis online, marketplace, dan sejumlah startup bidang pertanian.
“Kami pun aktif melakukan operasi pasar dan distribusi bahan pangan dari daerah yang surplus ke daerah yang mengalami keterbatasan,” kata Syahrul.
Baca juga: Pasar Mitra Tani dan Upaya Kementan untuk Kemudahan Distribusi Pangan
Guru Besar Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor (IPB) Muhammad Firdaus menegaskan, secara kumulatif kondisi ketersediaan pangan pokok nasional sudah mencukupi meski sebarannya belum merata.
Ia juga menegaskan, masing-masing wilayah memiliki keunggulan dan kapasitas produksi. Maka dari itu, sistem distribusi perlu ditata untuk mengurangi disparitas harga antarwilayah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.