Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertanam Jadi Solusi Raih Penghasilan di Tengah Pandemi?

Kompas.com - 03/06/2020, 13:24 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat pertanian Anton Apriyantono menyatakan, bertanam dapat menjadi solusi mendapat penghasilan di tengah pandemi virus corona.

Ini terutama bagi pekerja di kawasan Jabodetabek yang terpaksa harus dirumahkan dulu.

"Sebaiknya bertanam sayur karena masa panen lebih cepat dan pemeliharaannya lebih mudah," kata Anton dalam pernyataannya, Kamis (3/6/2020).

Baca juga: IHPB Nasional Turun 0,10 Persen, Terdalam di Sektor Pertanian

Anton juga mengatakan, bertanam sayuran tidak membutuhkan lahan yang luas bahkan di pekarangan rumah juga dapat dilakukan, sehingga ideal untuk kawasan Jabodetabek.

Menurut Anton, sesuai konsep dari pertanian perkotaan (urban farming) sebenarnya bisa mendapat penghasilan tambahan dari bertanam sayuran, bahkan bisa dikombinasikan dengan berternak ikan jenis lele dan nila.

Anton mengatakan untuk skala komersial memang dibutuhkan lahan minimal seribu meter persegi yang memang masih mudah di dapat di Jabodetabek dengan memanfaatkan lahan tidak terpakai.

"Sebelum memulai urban farming agar dihitung biaya-biayanya mulai dari sewa lahan, tenaga kerja, benih, pupuk, termasuk penggunaan listrik untuk pompa air," kata Anton.

Baca juga: Ekspor Pertanian Tumbuh 12,66 Persen, BPS: Hanya Sektor Ini yang Naik

Anton mengatakan, urban farming telah diaplikasikan pekerja pariwisata yang kehilangan penghasilan selama masa pandemi ini karena hotel tempatnya berkerja harus tutup.

Sementara itu, akademisi dari Fakultas Pertanian Universitas Udayana Ni Wayan Sri Sutari menuturkan, ada sepuluh pekerja pariwisata yang kini beralih menjadi petani sayuran.

"Benar awalnya mereka berkerja sebagai chef, bartender, dan pemandu pariwisata namun mereka terpaksa libur dulu karena hotelnya tempat berkerja tutup sementara waktu," kata Sri.

Para pekerja pariwisata ini mendapat pelatihan budidaya hortikultura dengan menggunakan benih cap Panah Merah yang merupakan produksi PT East West Seed Indonesia (Ewindo) seperti Pokcoy varietas Nauli F1, Sawi varietas Shinta, Bayam varietas Maestro, Bayam merah MIRA.

 

Menurut Sri, apabila di Bali bisa berhasil, cara yang sama juga dapat diterapkan bagi para pekerja yang kehilangan mata pencahariannya akibat wabah Covid-19 di Jabodetabek.

"Tidak ada salahnya untuk mencoba, yang penting tekun untuk berlatih maka hasilnya akan sukses seperti pekerja hotel di Bali ini," ungkap Sri.

Salah seorang petani, Agung Amertajaya mengaku hanya membutuhkan waktu setengah bulan untuk beradaptasi sebagai petani lantaran sebelumnya juga sudah terbiasa orang tuanya bertani.

Baca juga: Realisasi KUR Pertanian Capai Rp 18 Triliun di 6 Sektor

Secara terpisah, Anton menegaskan dengan masuknya era normal baru, sektor pertanian diharapkan juga bisa menjadi jaring pengaman sosial mengingat pelatihannya tidak terlalu sulit namun dampak yang diberikan sangat besar.

Jabodetabek menjadi percontohan pertanian perkotaan meski di lahan yang sempit namun dengan optimalisasi akan memberikan panen yang melimpah.

"Kuncinya tekun dan memiliki kemauan untuk mempelajari cara bertani," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com