Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur BI Optimistis RUpiah Bakal Terus Menguat

Kompas.com - 03/06/2020, 16:00 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah sejak awal bulan ini terus bergerak menguat terhadap dollar AS.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun optimistis nilai tukar rupiah masih memiliki peluang untuk terus bergerak menguat dalam beberapa waktu ke depan.

Perry mengatakan, saat ini mata uang rupiah diperdagangkan Rp 14.200 per dollar AS. Adapun di awal April lalu, mata uang garuda sempat tertekan hingga level Rp 16.400 per dollar AS.

“Alhamdulillah tadi kami juga laporkan dengan koordinasi yang erat tadi nilai tukar Rupiah yang dulu di awal-awal April pernah Rp16.400," kata dia dalam video conference, Rabu (3/6/2020).

Baca juga: Menguat, Berikut Kurs Rupiah Hari Ini di 5 Bank

Perry pun mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah terjadi lantaran adanya koordinasi yang baik antara pemerintah dengan Bank Indonesia. Dengan demikian, investor asing pun memiliki kepercayaan terhadap pasar keuangan dalam negeri.

Menurut Perry, dengan kondisi saat ini nilai tukar rupiah berpotensi untuk terus menguat.

“Kami juga masih melihat peluang ke depan untuk nilai tukar Rupiah yang menguat,” ucapnya.

Adapun hari ini di pasar spot Bloomberg, rupiah diperdagangkan pada level Rp 14.232 per dollar AS pada pembukaan.

Saat ini, nilai tukar terpantau berada pada kisaran Rp 14.095 per dollar AS atau menguat 320 poin atau sekitar 2,22 persen jika dibandingkan pada penutupan perdagangan hari sebelumnya yang sebesar Rp 14.415 per dollar AS.

Sebelumnya Perry sempat mengatakan, nilai tukar rupiah masih berada di bawah fundamental atau undervalue. Posisi rupiah yang masih undervalue tersebut disebabkan faktor premi risiko yang masih tinggi akibat ketidakpastian di pasar keuangan global.

Baca juga: Gubernur BI: Kami Yakin Rupiah Akan Terus Menguat...

"Sebelum Covid-19, nilai tukar ripiah pernah di bawah Rp 14.000, di level Rp 13.800 pernah juga sampai Rp 13.600 (per dollar AS), itu akan mengarah ke sana," jelas Perry, Kamis (28/5/2020).

Pihaknya pun menjelaskan, tingkat fundamental nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh tingkat inflasi yang lebih rendah, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang juga lebih rendah, serta aliran modal asing berupa portofolio khususnya melalui instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang masuk ke dalam negeri.

"Sehingga imbal hasil dari SBN kita yang menurun juga mendukung stabilitas nilai tukar kita ke arah fundamental. Kami meyakini nilai tukar saat ini masih undevalue dan berpeluang terus menguat ke arah fundamentalnya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com