KOMPAS.com -Kementerian Pertanian (Kementan) akan melakukan percepatan ekstensifikasi atau perluasan lahan pangan di lahan rawa.
Program tersebut dilakukan sambil mengoptimalkan sekitar 600.000 hektare (ha) lahan yang sudah ada untuk 1,5 juta ton beras.
Hal itu diungkapkan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam diskusi Virtual Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) bertema Ketahanan Pangan di Tengah dan Pasca Covid - 19, Kamis (04/06/2020).
"Infrastruktur juga telah disiapkan guna mendukung strategi tersebut," kata SYL.
Baca juga: Akademisi UI Minta Kementan Manfaatkan Momentum Meningkatnya Ekspor Pertanian
Sementara itu, menurut dia, apabila ke depannya masih ada kendala, Kementan juga telah menyiapkan cara bertindak (CB) dengan mengidentifikasi kembali lahan rawa.
"Kami masuk ke Kalimantan Tengah (Kalteng) ada 160.000 ha lahan masih terbuka ini menjadi tantangan dan butuh intervensi. Oleh sebab itu, diperlukan transmigran petani yang siap bertani dalam berbagai kondisi," ungkap SYL.
SYL mengatakan, intervensi bahan pangan lokal selanjutnya, yaitu satu provinsi, satu panganan seperti sorgum, jagung, ubi kayu.
Untuk mendukung program tersebut, Kementan tengah menggalakkan program pekarangan pangan lestari.
Baca juga: Kementan Berikan Stimulus Kepada 2,76 Juta Petani Miskin
"Sekarang sudah ada 3.836 kelompok ini yang sedang kami konsentrasikan, saya sedang mencari penambahan keuangan dengan berkoordinasi bersama Menteri Keuangan (Menkeu) dan mitra lainnya," ujar SYL.
Dengan demikian, SYL berharap provinsi, kabupaten, kota, kecamatan memiliki cadangan beras dengan lumbung pangan masyarakat (LPM).
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.