Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Telkom Raih Laba Bersih Rp 18,66 Triliun, Pengamat Nilai Manajemen Sudah On the Right Track

Kompas.com - 05/06/2020, 15:31 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 18,66 Triliun pada 2019 dan mengalami pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Ekonom dari Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jawa Barat Acuviarta menilai, kemampuan Telkom meningkatkan pertumbuhan laba juga diikuti kinerja yang semakin baik dalam menekan biaya operasional.

“Saya kira apa yang dilakukan manajemen sekarang sudah on the right track, kita bisa melihat di semua lini terus tumbuh," katanya, Senin (1/6/2020).

Dia menerangkan, pada prinsipnya, Telkom secara korporasi mampu mengelola dan memanfaatkan potensi ekonomi di bisnis telekomunikasi secara optimal.

Untuk itu, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan tersebut pun menyebut, hal tersebut menjadi pendorong utama pendapatan dan laba perusahaan.

Baca juga: Telkom Cetak Laba Bersih Rp 18,66 Triliun Pada 2019

"Itu poin penting yang menjadi value utama bisnis Telkom. Saya juga menilai, dalam banyak hal, kondisi kinerja Telkom merefleksikan kondisi industri telekomunikasi secara nasional," sambungnya.

Selain itu, dia mengatakan, berdasarkan rekapitulasi data terakhir ekonomi makro miliknya, pertumbuhan ekonomi makro Indonesia hanya tumbuh 2,97 persen.

Namun pertumbuhan lapangan usaha Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) tumbuh 9,81 persen atau hampir double digit.

Senada Acuviarta, Dosen Sekolah Teknik Elektro Informatika Institut Teknologi Bandung Dimitri Mahayana mengatakan, kinerja Telkom terus bertambah kuat karena selaras dengan karakter bisnis TIK.

Menurutnya, karakter bisnis TIK yang simultan tersebut sesuai dengan kenaikan kebutuhan masyarakat Indonesia ke layanan bisnis tersebut.

Baca juga: Dukung Penanganan Covid-19, Telkom University Ciptakan Robot Disinfeksi dan Sterilisasi Ruangan

Dia pun menilai, posisi fundamental itu perlu dipertajam dengan fokus bisnis perusahaan pada tiga elemen utama penopang bisnis eksisting maupun masa depan, yaitu broadband, cloud, dan big data.

“Melalui cara ini, maka Telkom makin beranjak dari perusahaan operator telekomunikasi ke digital telecommunication company,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Adapun, laba bersih Telkom tak lepas dari pertumbuhan signifikan dari pendapatan Data Business Seluler (23 persen) dan dan pendapatan IndiHome (28,1 persen).

Pada segmen mobile, Telkom melalui entitas anak Telkomsel, masih mengukuhkan diri sebagai operator dengan basis pelanggan terbesar di Indonesia.

Baca juga: Telkom Berdayakan 1.300 UMKM untuk Salurkan 100.000 Paket Bantuan, Menteri BUMN Apresiasi

Pasalnya, jumlah pelanggan Telkomsel saat ini sebesar 171,1 juta pelanggan dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 110,3 juta pelanggan.

Kinerja baik selama pandemi

Sementara itu, pendiri aplikasi analisa saham Tetra X Change sekaligus pendiri komunitas saham Teman Trader Luqman El Hakiem menyebut, kinerja Telkom relatif baik dibandingkan emiten sejenis sekalipun sedang masa pandemi Covid-19.

Dia menerangkan, saat pandemi, saham Telkom sempat menyentuh harga terendah Rp 2.450. Level ini terakhir kali dialami pada minggu ke-2 Februari 2015.

“Walaupun terkoreksi tajam, akhir pekan ini (akhir Mei 2020, red) sudah pulih ditutup di harga Rp3.150," ungkapnya.

Selain itu, dia menyebut investasi Telkom ke anak perusahaan juga harus dipastikan terkendali dan tidak menggerogoti induk.

Baca juga: Soal Skenario The New Normal, Telkom Nyatakan Siap Menjalankannya

Melalui cara ini, sambung Luqman, maka pertumbuhan Earning per Share (EPS) bisa lebih baik dari laporan keuangan 2019 sebesar 3,2 persen.

"Secara umum, operasional Telkom bagus. Namun perlu segera penanganan, restrukturisasi untuk investasi ke anak perusahaan agar tidak jadi beban dan balik menjadi penunjang kinerja saham Telkom," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com