Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Virus Corona, Bank Ina Revisi Target Pertumbuhan Kredit

Kompas.com - 05/06/2020, 21:38 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) menyatakan bakal merevisi target pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2020. Ini merupakan dampak pagebluk virus corona yang memengaruhi penyaluran kredit.

"Pertumbuhan kredit kami revisi. Juni harus masukkan (revisi Rencana Bisnis Bank/RBB) ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," kata Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu dalam taklimat media Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Ina di Jakarta, Jumat (5/6/2020).

Daniel menyatakan, saat perseroan memasukkan RBB 2020 pada November 2019 lalu, pertumbuhan kredit dieprkirakan mencapai dua digit. Saat itu diakui Daniel kinerja bisnis masih diprediksi optimis.

Baca juga: Kini Dimiliki Grup Salim, Bank Ina Gandeng Indomaret dan Indogrosir

Namun demikian, kemudian virus corona merebak dan memengaruhi iklim bisnis. Sejumlah debitur pun terdampak virus yang bermula di Wuhan, China tersebut.

Oleh karenanya, Daniel menyatakan Bank Ina memutuskan untuk memangkas target pertumbuhan kredit menjadi satu digit sepanjang tahun 2020 ini.

"Kami akan masukkan revisi pertumbuhan kredit 2020 ke OJK. Dari dua digit mungkin (pertumbuhan kredit) akan tumbuh 7 sampai 9 persen," jelas Daniel.

Ia menuturkan, perseroan pun telah turut serta dalam kebijakan restrukturisasi kredit yang digelontorkan regulator. Sebanyak 90 debitur Bank Ina mengajukan restrukturisasi kredit.

Baca juga: Grup Salim Kuasai 29,02 Persen Saham Bank Ina Perdana

Daniel mengatakan, sebagian besar debitur tersebut merupakan debitur Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan pinjaman maksimal Rp 10 miliar.

"Memang ada beberapa (debitur) korporasi perhotelan. Mereka sangat terkena dampaknya. Tapi nasabah ritel dan consumer goods masih bisa survive. Pariwisata, hotel, kuliner kena dampak cukup signifikan," terangnya.

 

Terkait rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Bank Ina, Daniel mengaku hingga akhir tahun diprediksi tidak akan meningkat signifikan.

Sebab, dalam program relaksasi kredit yang dicanangkan OJK, semua debitur yang terdampak virus corona tetap dalam status kolektabilitas lancar.

"Kami lebih baik konservatif memperbesar cadangan (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/CKPN) untuk menjaga apabila debitur tidak bisa bangkit, maka kami harus mencadangkan atau writeoff," ungkap Daniel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com