JAKARTA, KOMPAS.com - Country Head Emerging Businesses OYO Indonesia Eko Bramantyo mengatakan kinerja keuangan OYO mulai membaik karena tingkat okupansi atau keterisian kamar hotel yang naik.
Ia menyebut okupansi hotel pada Mei 2020 naik dari April 2020 yang berada di bawah 20 persen. Namun tidak disebutkan berapa besar kenaikan okupansi tersebut.
OYO hanya mengungkapkan, 92 persen pemesanan kamar hotel dilakukan melalui kanal penjualannya.
“Pandemi memang memberikan tantangan berat bagi kami,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (5/6/2020).
Baca juga: BI: Pinjaman Likuiditas untuk Bank Sistemik menjadi Langkah Terakhir
Eko juga mengatakan tren pemesanan kamar hotel tidak lagi didominasi oleh penginapan untuk jangka pendek-menengah dengan rata-rata durasi menginap 1-3 hari.
Namun dalam satu bulan terakhir, terdapat lebih banyak pemesanan kamar yang dilakukan untuk jangka panjang dengan rata-rata durasi menginap 7-14 hari.
OYO menduga tren baru Selama Mei 2020 akibat adanya imbauan untuk melakukan isolasi mandiri setidaknya selama 14 hari.
Baca juga: Survei MarkPlus: Streaming dan TV Berbayar Jadi Idola Masyarakat Selama Covid-19
OYO mengaku sudah meminimalisir dampak penyebaran Covid-19 ke para karyawan, mitra, dan pelanggan. Selain itu, OYO juga mengaku membantu berbagai pihak untuk bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.
“Kami menyadari bahwa solidaritas dan kolaborasi yang terintegrasi menjadi kunci untuk mempercepat penanganan Covid-19 dan meminimalisir dampaknya," kata Eko.
Baca juga: Erick Thohir Angkat Budi Harto Jadi Dirut Hutama Karya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.