Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"New Normal" di Yogyakarta | Kemanusiaan dan Rasisme | Tipe Teman Tukang Jualan

Kompas.com - 06/06/2020, 15:44 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA--Pertanyaan besar dari akan diterapkannya kenormalan baru adalah sudah sebarapa siap kita untuk memulainya? Apa saja hal-hal yang sudah kita siapkan?

Sebanarnya dengan begitu lamanya kita melakukan banyak kegiatan dari rumah dan terbiasa menjaga kebersihan diri itu bisa jadi modal untuk melakukan kenormalan baru.

Rumah ibadah dan perkantoran, misalnya, akan diizinkan dibuka tetapi dengan mematuhi standar protokol yang ditetapkan.

Kewaspadaan dan tetap mawas diri, barangkali, bisa dijadikan batas untuk kita tetap berhati-hati. Karena memang tidak semua provinsi di Indoesia akan memulai kenormalan baru yang diwacanakan, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan masih menjadi fokus Presiden Joko Widodo lantaran angka penyebaran yang masih ternilai tinggi.

Pada kurasi kali ini, kita akan lihat bagaimana Yogyakarta menyiapkan diri hingga --tanpa kita bisa pungkiri-- bahkan masih ada yang belum tahu Covid-19 itu sendiri.

Inilah konten-konten menarik dan terpopuler di Kompasiana dalam sepakan:

1. Melihat Tanda-tanda "New Normal" di Yogyakarta

Jika ada yang kentara dari dimulainya kenormalan baru, Kompasianer Hendra Wardana melihat, misalnya, beberapa portal yang semula terkunci kini kembali dibuka.

Bahkan tak sedikit spanduk-spanduk berisi himbauan dilarang melintas mulai dilucuti. Beberapa gang kini kembali "bersih" dan bisa dilalui seperti dulu.

Sederhananya: "Local lockdown" pun dilonggarkan. Di sisi yang lain, lanjutnya, tatanan kehidupan normal baru merupakan keniscayaan.

"Geliat kehidupan normal, entah "new normal" atau "old normal", semakin tampak saat siang sampai malam. Pelan tapi pasti kini kawasan Jalan Kaliurang mulai meriah lagi," tulis Kompasianer Hendra Wardana. (Baca selengkapnya)

2. Jangankan "New Normal", Covid-19 pun Ada yang Belum Tahu

Dari apa yang Kompasianer Nursini Rais laporkan dari Kabupaten Kerinci, Jambi, tidak sedikit dari mereka bahkan ada yang belum mengetahui tentang Covid-19.

"Jangankan new normal, warga yang belum tahu Virus Corona pun masih ada. Karena hari-hari mereka bergelut dengan urusan suap masing-masing. Pergi pagi pulang sore," tulisnya.

Bukan hanya itu, galon dan ember air pencuci tangan yang biasanya ditempatkan di depan-depan warung, di rumah pribadi (pada beberapa desa), kini sudah lenyap dari permukaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com