Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapasitas Penumpang Diperbesar, Harga Tiket Garuda Indonesia akan Naik?

Kompas.com - 09/06/2020, 21:30 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Perusahaan maskapai plat merah Garuda Indonesia menjamin penumpang mendapatkan penerbangan yang aman, meskipun kapasitas penumpang dinaikkan menjadi 70 persen, dimana sebelumnya 50 persendari total kapasitas pesawat.

Maskapai juga menerapkan beberapa fasilitas tambahan sebagai upaya meminimalisir penyebaran Covid-19 dengan penerapan protokol Covid-19 dan rencana layanan rapid test.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, saat ini orang bukan lagi memprioritaskan penerbangan murah, namun lebih kepada penerbangan yang aman dari potensi penyebaran Covid-19.

Baca juga: Sepanjang 2019, Garuda Indonesia Raup Laba Bersih Sebesar Rp 97,72 Miliar

“Harga mungkin menjadi kriteria nomor 9, dan mungkin nambah Rp 150.000 untuk rapid tes (tidak masalah) yang penting saya aman. Menurut saya ke depan ini, daftar prioritas angkutan itu akan sedikit berubah, dulu kita cari yang murah, sekarang cari airline yang aman,” kata Irfan melalui video conference, Selasa (9/6/2020).

Irfan juga mengatakan, dengan rencana penambahan fasilitas tentunya cost tambahan akan ada. Namun saat ini perusahaan penerbangan dengan kode emiten GIAA sedang mencari cara agar hal ini tidak menambah cost bagi penumpang.

“Karena kan, Anda bayar tiket, bayar biaya perjalanan ke airport, dan beli oleh-oleh dan kemudian perlu rapid tes. Bahkan di beberapa kota harus ada PCR Test. Saya sempat bilang PCR ini lebih mahal daripada tiketnya, ini yang buat orang mau terbang tapi bayar lebih mahal, jadi ntar ajalah,” ujar dia.

Irfan juga mengatakan, jika ada fasilitas tambahan tentunya harga harus dinaikkan. Jika tidak, maka tentunya harus ada beberapa cost yang harus ditekan misalkan harga avtur yang diturunkan atau harga parkir.

Irfan menegaskan jika sebelumnya ada kenaikan harga, itu bersifat sementara saja, terutama saat musim mudik. Hal ini lantaran dengan harga tiket pesawat yang mahal, akan mengurangi minat orang untuk mudik, sehingga potensi penyebaran Covid-19 bisa ditekan.

Baca juga: Batal Berangkatkan Jemaah Haji, Ini Kata Garuda Indonesia

“Itu kita bicara untuk melarang orang supaya enggak mudik, ya sekalian saja tiketnya dimahalin supaya orang yang ngotot mudik, enggak jadi mudik karena mahal. Jadi ketika soal mudik selesai kita tidak lagi bicara mengenai harga tiket dua kali lipat dan ini yang perlu dipahami,” tambah dia.

Ifran juga mengakui, memang harga tiket maskapai Garuda lebih mahal daripada maskapai lainnya. Hal ini menurutnya, karena Garuda menerapkan banyak hal yang tidak diterapkan oleh maskapai lainnya.

Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Denon Prawiraatmadja juga mengatakan, pada akhirnya konsep protokol kesehatan akan menjadi sebuah value bagi maskapai.

Namun, jika ini kedepannya akan menjadi pertimbangan untuk kenaikan harga, ini tentunya harus menjadi hal yang perlu pemikiran secara matang.

“Saya pikir nanti kita akan lihat lagi dalam beberapa waktu kedepan apakah perlu penyesuaian tarif batas atas, kan dalam penurunan aktivitas traveller diharapkan bisa menjadi insentif bagi maskapai,” ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com