Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Ungkap Ekonomi RI Sentuh Titik Terendah Pada Mei 2020

Kompas.com - 10/06/2020, 08:08 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordiniantor Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan berbagai indikator perekonomian bulan ini telah menunjukkan sedikit peningkatan setelah sempat turun tajam pada periode April dan Mei.

Dengan demikian, untuk meningkatan kinerja yang sempat melandai tersebut dirinya mengatakan diperlukan akselerasi dalam aktivitas perekonomian.

"Kalau di medis ini perlu di-shock, untuk dipicu," ujar Airlangga, Selasa (10/6/2020) malam.

Seperti diketahui, akibat pandemi Covid-19 realisasi pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I-2020 tertekan cukup dalam, yaitu hanya tumbuh 2,97 persen.

Baca juga: IHSG Diproyeksikan Melemah, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Angka tersebut lebih rendah dari kuartal IV-2019 yang sebesar 4,97 persen, dan jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun lalu yang sebesar 5,07 persen.

Airlangga mengatakan, pada kuartal II-2020, kinerja perekonomian akan masuk ke zona negatif. Namun demikian, pada kuartal II dan III diharapkan RI sudah mampu masuk dalam tahap pemulihan sehingga pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun tidak masuk dalam skenario terburuk.

"Dampak (Covid-19) di Indonesia, di kuartal II akan masuk ke negatif dan tapi kita harus jaga agar kuartal III dan kuartal IV segera bisa restart karena kita tidak bisa afford untuk terlalu dalam, karena itu recovery-nya sulit," kata Airlangga.

Baca juga: Aturan Baru, Ini Detail Batasan Penumpang Transportasi

Secara terpisah Tim Asistensi Menko Perekonomian Raden Pardede mengatakan, data perekonomian RI selama bulan Mei menunjukkan titik terendah. Seluruh sektor ekonomi terkontraksi dan mencapai level terendah.

Hal tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan beberapa sektor bisnis. Untuk maskapai, turun 87 persen (yoy) di Mei 2020, jauh lebih rendah dibandingkan April 2020 yang terkontraksi 84 persen (yoy).

Baca juga: PLN Sebut Kurang Bayar Jadi Penyebab Tagihan Listrik Bengkak, Kok Bisa?

Selama Januari-Mei 2020, bisnis maskapai anjlok 49 persen (yoy), juga jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 4 persen (yoy).

Disusul bisnis hotel yang turun hingga 93 persen (yoy) di Mei 2020, semakin anjlok dari April 2020 yang juga terkontraksi 85 persen (yoy).

Selama Januari-Mei 2020, bisnis hotel turun 46 persen (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang positif 5 persen (yoy).

Baca juga: Pemerintah Akan Terjunkan Tim Cek Aduan Tagihan Listrik Masyarakat

“Kegiatan usaha di berbagai sektor, penurunan di April, artinya berhenti penurunan di Mei, already hit the bottom,” ujar Raden dalam video conference, Selasa (9/6/2020).

Perekonomian diproyeksi mulai menyentuh level exit the bottom atau mengalami pemulihan dan bergerak naik di bulan ini. Meski begitu menurut Raden, ekonomi masih akan bergerak di wilayah negatif pada kuartal II-2020.

“Di Juni, ketika mulai opening the economy bertahap, ekonomi akan mulai bergerak naik,” katanya.

Baca juga: Pengusaha Ritel Diminta Gunakan Pembayaran Non Tunai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com