HONG KONG, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan asal Hong Kong Cathay Pacific menyatakan bakal memperoleh dana talangan sebesar 5 miliar dollar AS atau setara sekira Rp 70 triliun (kurs Rp 14.017 per dollar AS).
Dana ini berasal dari pemerintah Hong Kong untuk penyelamatan maskapai tersebut. Bisnis Cathay Pacific terpukul akibat pandemi virus corona.
Dilansir dari BBC, Rabu (10/6/2020), sesuai kesepakatan kedua belah pihak, pemerintah Hong Kong dapat memiliki 6 persen saham Cathay Pacific dan menempatkan dua orang pengawas di dalam dewan direksi.
Baca juga: Penerbangan Dipangkas, Cathay Pacific Minta Pegawainya Libur 3 Minggu Tanpa Dibayar
Adapun sebagai bagian dari upaya restrukturisasi, Cathay Pacific menyatakan bakal kembali menerapkan pemangkasan gaji bagi para eksekutifnya.
Langkah serupa pun dilakukan oleh banyak maskapai di seluruh dunia demi bertahan hidup di tengah adanya larangan perjalanan.
Cathay Pacific telah memarkirkan sebagian besar pesawatnya karena ada larangan perjalanan akibat virus corona.
Maskapai tersebut hanya mengoperasikan penerbangan kargo dan memangkas penerbangan komersial ke sejumlah destinasi utama seperti Beijing, Los Angeles, Singapura, Sydney, Tokyo, dan Vancouver.
"Cathay Pacific telah mempelajari opsi-opsi yang ada dan meyakini bahwa rekapitalisasi dibutuhkan untuk memastikan ketersediaan likuiditas yang cukup untuk menghadapi krisis saat ini," kata Cathay Pacific dalam pernyataannya kepada pihak bursa Hong Kong.
Baca juga: Selamatkan Maskapai Penerbangan, Perancis Siapkan Rp 158,2 Triliun
Pihak Cathay Pacific pun menyatakan bakal mempertimbangkan upaya-upaya lain demi menjamin masa depan bisnisnya.
"Dalam jangka panjang, semua aspek bisnis Cathay Pacific Group akan dievaluasi ulang."
Cathay Pacific pun dikabarkan telah merumahkan sejumlah pilot di pusat-pusat operasional luar negeri serta mengurangi jumlah awak kabin di Amerika Serikat dan Kanada sejak awal penyebaran virus corona.
Namun, Cathay Pacific belum mengumumkan pemangkasan jumlah pegawai secara permanen.
Pihak maskapai tersebut mengumumkan bakal menerapkan gelombang kedua skema cuti sukarela bagi para pegawai sebagai bagian dari upaya rekapitalisasi.
Pemerintahan di seluruh dunia telah mengucurkan dana talangan bagi maskapai, lantaran permintaan yang anjlok. Dalam beberapa kasus, misalnya maskapai Jerman Lufthansa, pemerintah langsung mengambil porsi saham.
Baca juga: Insentif untuk Industri Penerbangan Perlu Ditebar Secara Adil
Bulan lalu, Cathay Pacific mengumumkan kerugian sebesar 4,5 miliar dollar Hong Kong atau setara sekira Rp 8,1 triliun (kurs Rp 1.809 per dollar Hong Kong) selama periode Januari-April 2020.
Maskapai tersebut juga memperingatkan outlook yang sangat suram.
Pun Cathay Pacific telah menjual 6 unit pesawat Boeing 777-300ER pada Maret 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.