Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Celemek dan Masker, Nadjani Bertahan di Tengah Pandemi Corona

Kompas.com - 10/06/2020, 17:32 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah sektor industri terpukul akibat pandemi Covid-19. Salah satunya adalah industri fashion alias mode.

Pemilik brand fashion Nadjani, Nadya Amatullah Nizar mengatakan, akibat dari pandemi ini transkasi penjualannya menurun hingga 30 persen.

Walaupun demikian, ia menyebut, semua para pegawainya tidak ada yang diberhentikan alias dipecat.

Baca juga: Survei: Konsumen Tetap Beli Perlengkapan Ibadah dan Produk Fashion

"Industri fashion ini berbeda dengan industri makanan dan minuman, kalau makanan dan minuman kan tentu banyak dicari orang-orang. Industri seperti saya ini, justru tidak dicari apalagi ada pandemi membuat orang-orang banyak yang memilih di rumah saja," ujarnya dalam media briefing UMKM Lokal di New Normal yang disiarkan secara virtual, Rabu (10/6/2020).

Nadya membeberkan ada beberapa strategi yang ia lakukan agar bisnisnya masih tetap bisa hidup di tengah pandemi ini. Pertama adalah harus bisa melihat peluang.

Nadya menceritakan, awalnya, jauh-jauh hari sebelum Ramadhan tiba, ia sudah membuat produk baju lebaran untuk dijual.

Namun, dikarenakan ada pandemi yang mewajibkan masyarakat untuk tidak keluar dan bersilahturahmi Ramadhan secara virtual, membuat baju-baju lebarannya tidak dilirik oleh pasar.

Baca juga: 87 Tahun Berkiprah, Ini Rahasia Wong Hang Tailor Tetap Eksis di Industri Fashion

Akhirnya, Nadya pun mencoba untuk berpikir dan melihat peluang bahwa saat ini banyak masyarakat semenjak di rumah saja memilih untuk menyibukkan diri di dapur dengan memasak.

"Saya kira saat ini banyak yang sibuk memasak dan saya berpikir sepertinya celemek sangat dibutuhkan masyarakat. Sisa bahan untuk membuat baju lebaran tadi saya manfaatkan dengan membuat celemek dan ternyata sangat diterima dan dicari oleh banyak orang," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com