Padahal, pria yang juga berprofesi sebagai pegawai kantoran ini, dulunya bisa ngalong – istilah untuk mencari penumpang – selama 12 jam, yakni mulai dari jam lima sore hingga pukul lima pagi.
Baca juga: Grab Berlakukan Protokol Kesehatan Baru Cegah Corona, Ini Bentuknya...
Orderan yang masuk pada waktu itu terbilang banyak, sehingga Budiyono bisa memenuhi target pribadi tiap harinya. Malah tak jarang, melebihi target.
“Saya mulai di wilayah pusat kota sampai tengah malam, lalu melipir ke stasiun pada tengah malam karena mengejar penumpang dari datangnya kereta di Semarang pada dini hari,” terangnya.
Kini, waktu 24 jam dalam sehari sebisa mungkin Budiyono manfaatkan dengan baik. Bekerja sekerasnya, beristirahat secukupnya di antara waktu lengang. Semua ini ia lakukan semata-mata demi mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Sementara itu, sebagai perusahaan teknologi transportasi, Grab akan selalu melakukan upaya terbaik untuk meningkatkan keamanan dan kebersihan layanannya. Dengan begitu, masyarakat bisa terus beraktivitas di tengah pandemi.
Baca juga: Pengguna dan Pengemudi Grab Boleh Batalkan Pesanan Jika Ada yang Tak Pakai Masker
Selain itu, memasang partisi pada armada mitra pengemudi, Grab juga telah meluncurkan program mask selfie yang memungkinkan penumpang atau pengemudi untuk membatalkan pesanan perjalanan apabila persyaratan masker tidak dipenuhi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.