Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pelaku UMKM Asal Bandung Bertahan dari Terpaan Pandemi

Kompas.com - 11/06/2020, 12:02 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)  merupakan salah satu sektor yang terkena dampak paling berat akibat adanya pandemi.

Seperti diakui Anggi, salah satu pelaku UMKM asal Bandung. Pemilik toko baju Keisha itu mengaku bisnisnya sangat terguncang akibat dari mewabahnya pandemi Covid-19.

Karena itu, dia berupaya untuk beradaptasi untuk menyelamatkan bisnis dan karyawannya. Dia pun mengubah produk utamanya, dari hoodie dan outerwear remaja menjadi menjual baju anak-anak.

Selain itu Anggi juga mendaftarkan dirinya untuk ikut dalam “Dukungan Covid-19 100M Shopee”.

Baca juga: Jadi Penyelamat Ekonomi Saat 1998, Apa Kabar UMKM Saat Ini?

Di platform e-commerce itu, Anggi mencoba menjual produknya dengan memanfaatkan potongan biaya layanan dan Cashback XTRA, sehingga lambat laun penjualan di toko online Grosir Baju Keisha di Shopee menjadi sumber pemasukan utamanya.

“Dengan memanfaatkan bantuan Shopee ini secara maksimal, pemasukan saya berhasil meningkat hingga 35 persen selama periode Ramadhan," sebut dia, seperti dikutip dalam siaran pers Shopee, Rabu (10/6/2020).

Selain program stimulus yang diberikan Shopee, Anggi merasa bisnisnya bisa tetap dapat jalan secara optimal berkat bantuan dari fitur-fitur aplikasi Shopee, terutama Shopee Live yang sangat cocok untuk menjajakan produk fahsion dengan harga miring berkualitas tinggi seperti yang ditawarkan Grosir Baju Keisha.

Meski sudah tidak rutin dilakukan karena keterbatasan karyawan, toko besutan Anggi ini bisa menjangkau rata-rata ribuan penonton dalam 1 kali sesi Shopee Live.

Anggi menyadari, tidak semua pelaku UMKM bisa dengan cepat menciptakan peluang untuk bisnisnya. Seperti yang terjadi di Cijerah, Bandung, lokasi produksi dan toko offline Keisha, yang dikenal sebagai daerah pengusaha konveksi.

Melihat usaha di sekitarnya yang tak lagi memiliki pesanan sama sekali, Anggi tergerak untuk membantu mereka.  Anggi pun langsung memproduksi masker kain agar dapat membantu bisnis konveksi yang dijalankan oleh warga setempat.

Baca juga: Memahami Tapera, Potong Gaji Karyawan dan Kemiripan dengan BPJS

Dengan memanfaatkan toko onlinedi Shopee yang telah memiliki ratusan ribu pengikut, Anggi dapat membantu memberikan eksposur dan menyelamatkan bisnis konveksi di sekitarnya.

Sementara itu pasangan Sherly dan William yang berbisnis makanan kemasan di Bandung, mengaku justru meraup keuntungan yang cukup tinggi semenjak adanya pandemi.

Namun, mereka mengaku terbentur kendala penyediaan stok yang cukup signifikan semenjak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan.

Distribusi yang terbatas dari supplier membatasi ruang gerak toko Snack Mazter untuk memenuhi permintaan yang melonjak, terutama di bulan Februari saat panic buying  terjadi di masyarakat.

Berbekal tekad untuk menjaga bisnis dan keinginan untuk tetap memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk semua karyawannya, mereka memaksimalkan segala upaya yang mereka bisa agar dapat terus beroperasi di lokasi yang ditetapkan sebagai zona merah Covid-19 di Bandung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com