Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sun Life Indonesia Luncurkan Sun Connect, Cara Baru Berasuransi di Masa New Normal

Kompas.com - 11/06/2020, 17:28 WIB
Hotria Mariana,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 telah mengubah sebagian besar tatanan hidup manusia. Salah satu yang paling mencolok adalah penerapan social distancing yang diprediksi perlu dilakukan hingga 2022, sebagaimana riset terbaru dari Universitas Harvard.

Selama periode tersebut, kondisi ekonomi diperkirakan masih belum stabil. Berbagai kecemasan dan kekhawatiran pun bakal terus menghantui masyarakat. Mulai dari risiko paparan virus, krisis ekonomi, hingga kehilangan pekerjaan.

Menanggapi laporan tersebut, Pengamat Konsumen dan Pakar Marketing Yuswohady mengatakan, ke depan kesadaran dan kebutuhan asuransi di kalangan masyarakat semakin tumbuh.

Sebab, dengan adanya proteksi, kesehatan dan keselamatan yang menjadi kebutuhan dasar hidup manusia menurut piramida Maslow dapat terpenuhi.

Mengingat kondisi saat ini, di mana tatap muka langsung menjadi suatu hal yang perlu dihindari, Yuswohady menyarankan industri asuransi segera bertranformasi ke arah digital agar kebutuhan masyarakat akan proteksi dapat terpenuhi.

“Pihak industri perlu menghadirkan cara berasuransi baru, dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan nasabah dan para tenaga pemasar. Sebuah transformasi model bisnis berbasis digital, yang mampu mendukung produktivitas, sekaligus selaras dengan perubahan kebutuhan dan perilaku konsumen yang ada saat ini," jelas Yuswohady dalam konferensi pers virtual, Kamis (11/6/2020).

Menghadapi kenormalan baru, PT Sun Life Indonesia meluncurkan Sun Connect yang merupakan cara baru berasuransi dengan memaksimalkan teknologi digital.DOK. PRIBADI/SUN LIFE INDONESIA Menghadapi kenormalan baru, PT Sun Life Indonesia meluncurkan Sun Connect yang merupakan cara baru berasuransi dengan memaksimalkan teknologi digital.

Itulah yang kini dilakukan PT Sun Life Indonesia lewat Sun Connect, cara berasuransi baru yang memaksimalkan penggunaan teknologi.

Presiden Direktur Sun Life Indonesia Elin Waty mengatakan, sebenarnya sejak lama Sun Life telah berfokus pada teknologi dalam mendukung produktivitas karyawan dan tenaga pemasar, sekaligus memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah melalui pengolahan data yang tepat.

“Sun Connect menjadi salah satu solusi teranyar yang kami hadirkan di masa new normal ini, untuk menjembatani kebutuhan nasabah akan proteksi jiwa dan kesehatan, membantu agen dalam melakukan pemasaran secara virtual, serta menjadi stimulus ekonomi agar dapat terus berjalan,” ujar Elin.

Inisiatif Sun Life Indonesia ini pun sejalan dengan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai tata cara baru penjualan unit link atau produk asuransi yang memungkinkan penjualan produk unit link dilakukan secara virtual atau digital.

Tak hanya infrastruktur digital, Chief Marketing Officer Sun Life Indonesia Shierly Ge mengatakan, pihaknya juga mengedukasi tenaga pemasar agar semakin kompeten. Dengan demikian, pengalaman berasuransi lewat Sun Connect bisa semakin optimal.

Melalui Sun Connect, tenaga pemasar dapat memanfaatkan media komunikasi seperti video call atau video conference untuk berkomunikasi dan memasarkan produk Sun Life kepada nasabah.

Sementara itu, dari sisi calon nasabah, selain bisa membeli produk asuransi, mereka pun dapat melakukan pembayaran premi lewat Sun Connect.

“Berbagai dokumen pendukung juga dapat dilampirkan secara online, untuk kemudian disahkan menggunakan surat pernyataan nasabah serta rekaman video dan audio,” tambah Shierly Ge.

Selain bertransformasi secara digital, ke depan Sun Life Indonesia akan terus berkomitmen untuk #SLaluMendampingi dan memberikan solusi berasuransi kepada pada stakeholder-nya.

“Dengan mengusung semangat positif, bersama-sama kita siap memasuki kelaziman baru dengan perencanaan keuangan dan proteksi yang lebih baik," pungkas Elin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com