"Hal ini jugalah yang membuat saya atau teman-teman lainnya cepat merasa bosan. Biasanya kalau rapat masih bisa bertatap muka secara langsung dengan leluasa, kini menjadi terbatas karena melalui layar," kata dia.
Kedua, kurang interaksi antar tim. Hal ini juga yang menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi karena terbatasnya jaringan akses. Belum lagi ketika rapat virtual dimulai, tiba-tiba koneksi terputus atau koneksi melambat.
"Ketiga, kesehatan mental dan emosional yang menurun juga terjadi. Bayangkan saja, saya dalam sehari harus melakukan rapat 11 kali, bisa dihitung berapa jam saya harus menatap layar dan duduk di depan layar?," ucapnya.
Baca juga: Jeep Cherokee dan Range Rover Bekas Milik Bos Koperasi Pandawa Dilelang, Minat?
Hal ini juga diamini oleh HR Podcaster-askHRlah Monica Anggar. Ia menyebut semenjak WFH diberlakukan dikantornya, membuat ia merasa bosan dan rindu untuk beraktifitas kembali di kantor.
"Apalagi ketika di kantor masih sempat bersenda gurau dengan tim lain, atau ketika di perjalanan di kantor saya sering mendapatkan ide. Saya rindu sih moment itu," kata dia.
Namun di samping itu Monica juga berpendapat, WFH tidak bisa membuat para karyawan telat untuk rapat dan memiliki alasan macet dan sejenisnya. Rapat bisa sesuai jadwal, pekerjaan bisa tetap dikerjakan walaupun harus mengeluarkan energi yang lebih besar.
Baca juga: Tagihan Listrik Pemilik Bengkel Capai Rp 20 Juta, Ini Penjelasan PLN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.