Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Bukopin di antara Investor Lokal dan Asing

Kompas.com - 12/06/2020, 12:17 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Nasabah dan karyawan PT Bank Bukopin Tbk sudah bisa bernafas lega. Pasalnya, injeksi modal dari bank asal Korea Selatan Kookmin Bank segera mengalir ke bank tersebut serta menjadikan Kookmin sebagai pemegang saham pengendali Bukopin.

Masuknya modal tentu akan membuat bank ini bisa kembali sehat. Sekaligus mengakhiri berbagai spekulasi mengenai kondisi Bukopin.

Sebelum Kookmin Bank masuk, Bukopin memang menghadapi sejumlah hal yang pelik. Dihimpun dari berbagai sumber, setidaknya ada dua isu yang membayangi Bukopin.

Pertama soal kinerja bank (besarnya aset-aset berkualitas rendah serta permodalan). Kedua terkait tarik ulur siapa yang harus masuk untuk membantu menyuntikkan modal guna mengembalikan kondisi bank tersebut.

Baca juga: Bank Asal Korea Siap Kuasai Bank Bukopin, Serap 51 Persen Saham

Sebagaimana diketahui, sejak sekitar 3 tahun lalu, Bukopin menghadapi persoalan kredit bermasalah (non-performing loan). Pada akhir 2017, rasio NPL gross Bukopin tembus 8,5 persen, sedangkan NPL nett di 6,37 persen.

Penyebabnya, karena masalah kredit bermasalah yang terjadi pada sejumlah debitur besar bank ini. Sehingga, Bukopin berupaya semaksimal mungkin untuk menurunkan rasio kredit bermasalah tersebut.

Dalam perjalanannya, bank ini menghadapi ketatnya kondisi keuangan. Bahkan, BPK menyebut Bukopin adalah salah satu dari tujuh bank yang masuk dalam pengawasan.

Per akhir Maret 2020, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Bukopin di level 12,59 persen, turun dari periode setahun sebelumnya yang sebesar 13,29 persen.

Mengutip Kontan, jika melihat indikator likuiditas seperti net stable funding ratio (NSFR) juga hampir mendekati batas bawah ketentuan yakni 100,84 persen per Maret 2020.

Begitu juga untuk liquidity coverage ratio (LCR) yang ada di level 115,67 persen menurun dari Maret 2019 yang sempat 128,43 persen.

Beberapa pekan setelah lebaran misalnya, muncul keluhan dari berbagai nasabah yang kesulitan menarik dana dari Bukopin. Meski kemudian manajemen Bukopin membantah hal itu.

Antara Bank BUMN dan Asing?

Sejumlah sumber menyebut, kondisi Bukopin seharusnya bisa diantisipasi jauh-jauh hari jika tidak terjadi tarik ulur mengenai siapa yang seharusnya menginjeksi modal ke bank tersebut.

Salah satu bankir menyatakan, meski Kookmin telah menyatakan siap untuk masuk, namun hal itu tak segera mendapat tanggapan. Sementara di saat yang sama, otoritas terkait menginginkan agar bank BUMN-lah yang menyuntikkan modal.

Baca juga: OJK Bakal Tunjuk Bank-bank BUMN Jadi Penyangga Likuiditas

Di sisi lain, bank-bank BUMN tak bersedia untuk masuk dan menyuntikkan modal ke Bukopin. Alasannya, ada banyak hal yang masih harus diselesaikan. Apalagi, pandemi Corona membuat berbagai debitur bank pelat merah mengalami kesulitan bisnis.

“Ini yang membuat bank-bank BUMN enggan menyuntikkan modal ke Bukopin. Bank BUMN memilih fokus ke bisnisnya untuk menghadapi masa-masa sulit ini,” kata bankir tersebut.

Harus Pragmatis

Di akhir cerita, Kookmin Bank akhirnya masuk menginjeksi modal ke Bukopin. Sekaligus membuat bank asal Korsel ini sebagai pengendali utama Bukopin. Persoalan modal dan likuiditas juga akan terselesaikan

Memang, hal ini patut disyukuri karena masalah satu bank sedikit banyak menjaga kepercayaan publik terhadap institusi perbankan dan otoritas terkait.

Namun demikian, ke depan hal serupa perlu diantisipasi. Memang, isu kepentingan nasional di industri keuangan harus diprioritaskan.

Namun, dalam kondisi tertentu, pihak-pihak terkait harus bisa lebih pragmatis mengambil keputusan, dan tak selalu membebankan persoalan industri perbankan ke bank-bank BUMN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com