JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri manufaktur pada akhir tahun 2020 mencapai 4 persen. Target tersebut karena adanya fase era normal baru atau new normal yang mulai diterapkan.
"Dengan diterapkannya fase new normal, industri manufaktur dapat tumbuh sebesar 4 persen," ujar Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Dadi Mahardi dalam pembukaan diskusi virtual, Senin (15/6/2020).
Sektor industri memiliki peran strategis dalam memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Aktivitas industri memberikan peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, meningkatkan penyerapan tenaga kerja lokal serta menambah penerimaan devisa negara.
Baca juga: Mei 2020, Impor Anjlok 32,65 Persen
Data kinerja sektor industri periode Januari sampai Desember 2019 menunjukan nilai ekspor sebesar 126,57 miliar dollar AS dan menyumbang 75,5 persen dari total eskpor Indonesia.
Terdapat 5 sektor yang memberikan sumbangsih paling besar terhadap capaian nilai ekspor tersebut, antara lain industri makanan (21,46 persen), logam dasar (13,72 persen), bahan kimia dan barang dari bahan kimia (10 persen), industri pakaian (6,56 persen) serta industri kertas dan barang dari kertas (5,74 persen).
Kontribusi produk domestik bruto atau PDB sektor industri terhadap total produk domestik bruto (PDB) 2019 mencapai 17,58 persen. Angka tersebut disebut menunjukkan sektor industri masih konsisten memberikan kontribusi terbesar pada perekonomian nasional.
Baca juga: Setelah N245 dan R80 Dihapus dari Daftar Proyek Strategis Nasional...
Namun, pandemi virus corona (Covid-19) memberi dampak negatif signifikan pada berbagai sektor, termasuk dengan sektor industri di tanah air.
Salah satunya sektor industri manufaktur yang tengah mengalami tekanan berat akibat pandemi Covid-19 ini. Hal ini terlihat dari Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia yang turun pada bulan april 2020 hingga menyentuh angka 27,5.
Dampak pandemi ini mempengaruhi penurunan permintaan pasar domestik. Pengaruhnya sangat besar karena selama ini konsumsi domestik mampu menyerap hingga 70 persen dari total produksi industri manufaktur dalam negeri.
Baca juga: Tagihan Listrik Pelanggan Membengkak, Apa Saja yang Dilakukan PLN?