Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi ORI017 dan Deposito, Lebih Untung Mana?

Kompas.com - 15/06/2020, 15:49 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah membuka masa penawaran Obligasi Negara Ritel atau ORI seri ORI017 mulai hari ini, Senin (15/6/2020).

Masa penawaran ini akan ditutup pada ditutup 9 Juli 2020 dengan masa jatuh tempo pada 15 Juli 2023.

Surat utang pemerintah yang ditawarkan secara e-SBN tersebut bakal memiliki kupon sebesar 6,4 persen.

Baca juga: ORI017 Bisa Menjadi Alternatif Investasi di Tengah Pandemi

Artinya, investor yang membeli atau berinvestasi melalui ORI017 bakal mendapatkan imbal hasil sebesar 6,4 persen per tahun dari pemerintah.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan menjelaskan ORI bisa menjadi alternatif investasi masyarakat di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Sebab, dengan risiko yang cenderung terbatas, kupon yang ditawarkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata bunga deposito perbankan yang sekitar 5 persen.

"Kalau dari sisi imbal hasil, ddeposito macam-macam, tapi maksimal imbal hasil deposito yang dijami LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) saat ini sebesar 5,5 persen. Sekarang kita tawarkan ORI017 6,4 persen, ada perbedaan besar marjin ini yang akan menjadi insentif bagi investor," jelas Deni dalam konferensi video di Jakarta, Senin.

Baca juga: 4 Alasan Kenapa Kamu Harus Investasi ORI017 Saat Pandemi

Deni pun menjelaskan, di tengah tren suku bunga yang cenderung rendah saat ini, kupon yang ditawarkan menjadi menarik.

Pasalnya, meski Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga, kupon ORI017 dipatok tetap sebesar 6,4 persen. Hal tersebut berbeda dengan deposito yang bunganya akan menyesuaikan besaran suku bunga yang ditetapkan oleh BI.

"Biasanya kalau suku bunga acuan BI turun, maka ORI akan menjadi semakin menarik. Bunganya (ORI017) dipatok 6,4 persen, nggak bisa turun, kalau menjual di pasar sekunder jadi mendapat harga premium," jelas dia.

Di sisi lain, dari sisi perpajakan, Pajak Penghasilan (PPh) final untuk obligasi pemerintah juga lebih rendah jika dibandingan dengan deposito.

 

Untuk ORI, pajak yang harus dibayarkan adalah sebesar 15 persen. Sementara besaran PPh final yang harus dibayarkan untuk bunga deposito mencapai 20 persen.

"Jadi ini ada sedikit keunggulan," jelas dia.

Baca juga: Investasi Mulai Rp 1 Juta, ORI017 Sudah Bisa Dipesan Hari Ini

Sebagai informasi, ORI017 merupakan obligasi negara tanpa warkat. Sehingga. dapat diperdagangkan di pasar sekunder, namun hanya antar investor domestik atau lokal yang mengacu pada digit ketiga kode Nomor Tunggal Identitas Pemodal (SID).

Instrumen itu memiliki holding period selama dua periode pembayaran kupon. Artinya, ORI017 baru dapat dipindahbukukan pada 15 September 2020.

Investor ritel dapat membeli ORI017 dengan nilai minimum sebesar Rp 1 juta, sementara maksimum Rp 3 miliar.

Nantinya, investor akan mendapatkan dana pembayaran kupon dari pemerintah pada tanggal 15 setiap bulannya.

Pembayaran kupon pertama dilakukan 15 Agustus 2020. Penetapan hasil penjualan akan dilakukan pada 13 Juli 2020 dan settlement akan dilakukan pada 15 Juli 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com