Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi yang Disiapkan Garuda Hadapi Pandemi Covid-19

Kompas.com - 16/06/2020, 11:06 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 berdampak buruk bagi industri penerbangan di seluruh dunia. Hal ini juga menimpa maskapai Garuda Indonesia.

Atas dasar itu, manajemen Garuda Indonesia telah menyiapkan beberapa strategi untuk menghadapi dampak pandemi Covid-19 terhadap kinerja perseroan tersebut.

Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangan Perseroan di kondisi buruk seperti ini, maskapai plat merah itu telah menyiapkan beberapa rencana strategis baik dari sisi keuangan dan operasional.

Cash Flow merupakan hal yang paling penting untuk menjaga Going Concern Perusahaan. Garuda Indonesia mempunyai dua kategori biaya yang sangat berpengaruh terhadap pengeluaran kas, yaitu biaya tetap yang meliputi biaya sewa pesawat, biaya pegawai, administrasi kantor pusat dan kantor cabang dan biaya variabel penerbangan yang meliputi biaya bahan bakar, biasa kestasiunan, biaya catering, biaya navigasi dan biaya tunjangan terbang bagi awak pesawat,” demikian bunyi keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen Garuda Indonesia di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/6/2020).

Baca juga: Garuda Indonesia Masih Tutup Penerbangan ke Timur Tengah dan China

Untuk aspek keuangan, manajemen Garuda akan melakukan negosiasi dengan lessor untuk penundaan pembayaran sewa pesawat (lease holiday). Lalu, memperpanjang masa sewa pesawat untuk mengurangi biaya sewa per bulan.

Kemudian, mengusahakan financing dari perbankan dalam dan luar ataupun pinjaman lainnya. Selanjutnya, menegosiasikan kewajiban Perseroan yang akan jatuh tempo dengan pihak ketiga.

Kemudian, melakukan program efisiesi biaya kurang lebih 15-20 persen dari total biaya operasional dengan tetap memprioritas keselamatan dan keamanaan penerbangan dan pegawai serta layanan.

Terakhir, berdiskusi intensif dengan pemerintah selaku pemegang saham perseroan guna memperoleh dukungan yang diperlukan.

Baca juga: Kapasitas Angkut Naik 70 Persen, Bagaimana Susunan Kursi Garuda Indonesia?

Sementara itu, untuk aspek operasional, Garuda akan mengoptimalkan frekuensi dan kapasitas penerbangan baik penerbangan domestik maupun internasional. Lalu, mengoptimalkan layanan kargo dan aktif mendukung upaya-upaya pemerintah khususnya yang terkait dengan penanganan Covid-19 melalui pengangkutan bantuan kemanusiaan, APD, obat-obatan, alat kesehatan.

Selanjutnya, menutup rute-rute yang tidak menghasilkan profit. Kemudian, mengoptimalkan layanan charter pesawat untuk evakuasi WNI yang berada di luar negeri serta membantu proses pemulangan WNA untuk kembali ke negara masing-masing dan layanan charter untuk pengangkutan kargo.

Lalu, menunda kedatangan pesawat di tahun 2020. Terkahir, mengembangkan internasional hub (Amsterdam dan Jepang) agar layanan Garuda Indonesia menjangkau seluruh dunia dengan mengoptimalkan layanan interline.

“Pendapatan penumpang berkontribusi lebih dari 80 persen dari total pendapatan Garuda Indonesia, dengan adanya penurunan trafik, maka dibutuhkan strategi untuk menurunkan biaya variabel penerbangan,” lanjutnya.

Baca juga: Garuda Dapat Perpanjangan Masa Pembayaran Utang 500 Juta Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com