Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Mula Program Kartu Prakerja Mendadak Jadi Kursus Online

Kompas.com - 17/06/2020, 13:53 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak pertama kali dibuka pendaftarannya pada 11 April 2020, Kartu Prakerja 2020 menuai polemik di masyarakat. Program yang tujuan utamanya untuk mengurangi angka pengangguran ini dipercepat pelaksanaannya untuk mengurangi dampak ekonomi dari wabah virus corona atau Covid-19.

Kartu Pekerja sendiri merupakan salah satu janji kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Pilpres 2019. Dia menjanjikan pengangguran bisa mendapatkan insentif dan diberikan pelatihan secara gratis bersertifikat.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari, mengatakan rancangan program Kartu Prakerja sebenarnya sudah ada sejak lama. Pelatihannya juga awalnya dirancang secara tatap muka atau offline.

"Ya, merancangnya itu sudah lama. Pasca-pilpres kemudian janji (kampanye) kan harus dideliver. Intinya, Kartu Prakerja tidak bisa menggantikan pendidikan formal, baik itu pendidikan vokasi maupun pendidikan non-vokasi," ungkap Denni seperti dikutip dari Harian Kompas, Rabu (17/6/2020).

Baca juga: Survei: Dana Kartu Prakerja Sebaiknya Dialokasikan untuk Sembako dan BLT

Menurut dia, awal mulanya, tak ada pelatihan yang dirancang diselenggarakan secara online. Ide kursus online Kartu Prakerja muncul setelah merebaknya pandemi wabah virus corona.

Perubahan rencana mendadak ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan status darurat corona. Di mana ada pembatasan aktivitas untuk pencegahan Covid-19.

"Ya, kedaruratan karena Covid-19. Hingga Februari, sebagian besar pelatihan masih dirancang offline. Banyak lembaga pelatihan, SMK, perusahaan yang punya reputasi pelatihan sangat bagus sudah dikontak," ujar Denni.

"Ada rencana memakai dana desa untuk menggerakkan anak-anak desa ke kota tempat pelatihan dilakukan. Kami selalu berpikir pelatihan offline bahkan hingga akhir Februari 2020 itu," kata dia lagi.

Baca juga: Kartu Prakerja Gelombang 4 Tidak Lama Lagi Akan Rilis...

Lalu dengan semangat program yang tetap harus berjalan meski saat Covid-19, pelatihan offline ditiadakan sementara dan digantikan dengan metode pelatihan online Kartu Prakerja.

Sementara itu, menurut Denni, pendaftaran Kartu Prakerja memang sejak awal sudah ditentukan lewat online di sejumlah marketplace yang ditunjuk. Tujuannya untuk menjangkau peserta yang lebih luas.

"Dengan kapasitasnya sebagai marketplace, sementara saat itu konsep pelatihannya tetap offline, hanya penjualannya lewat marketplace," ungkap Denni.

"Jadi bukan pelatihan online, tapi pelatihan offline yang dijual di situ. Pelatihan bahasa Inggris dengan tatap muka, misalnya, tapi pelatihan itu dijual lewat marketplace. Tujuannya supaya peserta gampang mencarinya," tambahnya.

Baca juga: Anggota DPR Ini Beri 5 Catatan Evaluasi untuk Program Kartu Prakerja

Sebagai informasi, berbagai kontroversi sempat mewarnai pelaksanaan Kartu Prakerja. Banyak pihak menilai bantuan yang diberikan kepada masyarakat melalui program Kartu Prakerja tak efisien dan berisiko hanya menjadi pemborosan anggaran.

Harga sejumlah pelatihan online yang disediakan juga dinilai cukup mahal lantaran banyak pelatihan serupa bisa ditemukan gratis di internet.

Pasalnya, dari total anggaran sebanyak Rp 20 triliun, sebanyak Rp 5,6 triliun dana bantuan yang diberikan pemerintah untuk peserta penerima manfaat program Kartu Prakerja, akan mengalir ke kantong-kantong lembaga pelatihan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com