Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Indonesia Diprediksi Baru Bangkit di Kuartal III 2020

Kompas.com - 17/06/2020, 22:10 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (KOMPAS100: BMRI) memproyeksi pertumbuhan ekonomi akan mengalami kontraksi baik pada kuartal II dan kuartal III tahun ini.

Kepala Departemen Industri dan Riset Regional Dendi Ramdani mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal II diramal minus 3,44 persen.  Baru pada kuartal III, ekonomi Indonesia bisa mulai bangkit meski angkanya diprediksi masih minus 0,95 persen.

"Kuartal II sangat logis untuk bisa diprediksi ekspektasi memang negatif cukup dalam, mungkin di kuartal III kami bisa ekspektasi ada recovery, artinya mungkin negatifnya bisa mengecil seperti proyeksi kami dari minus 3 persen (3,4 persen) turun ke minus 0,95 persen," ujarnya dalam video conference, Rabu (17/6/2020).

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan, pertumbuhan ekonomi bakal mengalami kontraksi yang cukup dalam pada kuartal II dan bakal mengalami pemulihan di kisaran 0 persen pada kuartal III.

Baca juga: IMF: Ekonomi Dunia Bakal Alami Krisis yang Belum Pernah Terjadi...

Adapun pada kuartal IV-2020, pertumbuhan ekonomi akan tumbuh positif yaitu sebesar 1,62 persen. Secara tahunan, Bank Mandiri memprediksi pertumbuhan ekonomi RI bakal di kisaran 0,02 persen di tahun 2020.

Angka tersebut berada di kisaran proyeksi pemerintah yang memperkirakan kinerja perekonomian RI bakal tumbuh antara -0,4 persen hingga 2,3 persen di akhir tahun.

Dendi pun menjelaskan pemulihan pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah.

Baca juga: OECD: Ekonomi RI Bisa Minus 3,9 Persen Jika Ada Gelombang Kedua Corona

Pelonggaran tersebut akan mendorong aktivitas masyarakat sehingga harapannya menggerakkan ekonomi. Namun, ia menekankan pelonggaran tersebut harus sejalan dengan pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat, sehingga potensi penularan akibat pelonggaran bisa diantisipasi.

"Karena biar bagaimanapun kalau penularan kasus positif tambah lagi, saya pikir skenarionya bisa jadi beda. Kalau nambah kasus lagi orang khawatir jadi ada PSBB kedua dan ekonomi turun lagi," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyatakan kuartal II 2020 menjadi periode pelemahan ekonomi paling dalam sepanjang tahun ini. Sebab, pada periode ini pemerintah mulai memberlakukan pembatasan aktivitas untuk mencegah penularan pandemi.

"Kuartal II ini perlambatan itu turun diakibatkan ekonomi itu langsung disetop, dibatasi karena dibatasi aktivitas jadi relatif turun drastis," katanya.

Lebih lanjut, ia memprediksi ekonomi mulai pulih pada kuartal III 2020 sejalan dengan pelonggaran pembatasan mulai Juni. Dengan catatan, pemulihaan ekonomi disertai dengan penerapan protokol kesehatan ketata, maka ekonomi bisa membaik.

Namun demikian, menurut dia proses pemulihan tidak serta merta bisa terjadi.

"Tapi persoalannya ekonomi recovery tidak bisa dalam 1-2 bulan, itu yang jadi alasan kami kenapa cycle-nya (siklus) tidak serta merta kuartal II negatif kemudian kuartal II langsung positif tinggi," ucapnya.

Baca juga: Sri Mulyani: Saya Berdoa Tidak Terjadi Gelombang Kedua Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com