Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 4 Sektor Bisnis yang Paling Siap dan yang Tidak untuk Adopsi Digital

Kompas.com - 18/06/2020, 11:56 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Digitalisasi menjadi tujuan baru bagi semua bisnis, utamanya saat memasuki era tatanan hidup baru (new normal). Terlihat semua sektor bisnis berlomba-lomba menyerap penetrasi digital dalam layananya.

CEO Markplus Inc, Iwan Setiawan mengatakan, namun tak semua sektor siap mengadopsi digital. Ketidaksiapan kadang berasal dari perusahaannya sendiri, kadang pula berasal dari para konsumennya.

Dari sisi konsumen, ketidaksiapan berasal dari generasi yang lebih tua (older generation) dan kalangan masyarakat berpendapatan rendah (low income) yang tidak memiliki banyak akses internet karena tak mampu membeli kuota.

Baca juga: Juli 2020, Sri Mulyani Mulai Tunjuk Perusahaan Digital Untuk Tarik PPN

"Dari sisi industri, ketidaksiapan ada di proses bisnis yang melayani pelanggan dengan tatap muka mendominasi dan industri dengan pekerja intensif," kata Iwan dalam webinar Marketeers Hangout, Kamis (18/6/2020).

Berikut ini sektor yang paling siap mengadopsi digital dan sektor yang paling tidak siap menurut survei Markplus Inc.

1. Ritel modern

Konsumen ritel modern seperti toko sayur mayur menjadi salah satu bisnis yang paling siap mengadopsi digital. Hal itu terlihat dari adanya pergeseran pola konsumen membeli kebutuhan rumah tangga saat pandemi Covid-19.

Selama Covid-19, perilaku belanja offline hanya sekitar 28,9 persen. Angka itu lebih kecil dibanding perilaku sebelum Covid-19 sebesar 52,3 persen. Sementara itu, pelanggan yang mencari dan berbelanja sayur mayur secara online naik menjadi 28,9 persen dari 4,7 persen sebelum pandemi Covid-19.

Kenaikan juga terjadi untuk perilaku pelanggan yang melihat-lihat keperluan rumah tangga secara offline namun membelinya secara online. Perilaku ini naik menjadi 13,3 persen dari 11,7 persen.

Uniknya kata Iwan, selain konsumennya yang telah siap mengadopsi digital, ekosistem industrinya juga sangat siap mengadopsi digital. Kesiapan terlihat dari munculnya beragam e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, BliBli, Shope, dan sebagainya.

Kesiapan juga terlihat dengan munculnya industri pengantaran (Gojek, Grab, Go Mart, Go Shop, dan Grab Fresh), komunikasi langsung melalui WhatsApp/Line, Laman resmi toko (Transmart Online, Lotte Mart online, Klik Indomaret), serta online grocery seperti Happyfresh dan Sayurbox.

"Sekarang sistem logistik juga sudah sangat siap. Di tengah pandemi apalagi, terpaksa jadi terbiasa," kata Iwan.

2. Sektor Otomotif

Kesiapan sektor otomotif tergambar dari kesiapan pelanggannya untuk membeli kendaraan secara online. Namun jika dilihat dari industrinya, tak semua industri siap mengadopsi digital.

"Sekarang yang dealernya siap mungkin hanya major player (pemain utama) saja. Tapi hampir sisanya belum siap sama sekali untuk go online. Kami harap mereka bangun capability," tutur Iwan.

Kesiapan pelanggan terlihat dari analisisi Markplus. Sebanyak 62 persen pelanggan otomotif yang disurvei ingin dealer memiliki aplikasi pembelian, 56 persen pelanggan ingin perusahaan otomotif menyediakan home delivery dan melakukan test drive di rumah, dan 41 persen ingin pembayaran online.

Selanjutnya, 34 persen pelanggan juga ingin ada fitur pengecekan kondisi riil kendaraan yang ingin dibeli secara virtual, dan 27 persen ingin fitur pengecekan kendaraan melalui panggilan video.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com