Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 4 Sektor Bisnis yang Paling Siap dan yang Tidak untuk Adopsi Digital

Kompas.com - 18/06/2020, 11:56 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Selain itu, pelanggan juga siap mengadopsi digital usai membeli kendaraan (after-sales) untuk perawatan dan perbaikan mobil, seperti update pengadaan onderdil baru, home service, konsultasi melalui video call, loyalti program untuk setiap pembelian onderdil, dan sebagainya.

3. Asuransi Jiwa (life insurance)

Ketidaksiapan dunia asuransi terjadi karena ketidaksiapan masyarakat/pelanggannya membeli asuransi secara online. Sebab kata Iwan, masih banyak masyarakat yang menganggap asuransi tidak ada manfaatnya.

Untuk itu, perusahaan asuransi saat ini masih banyak mengandalkan agen. Saat pandemi berlangsung, pemasaran menjadi tidak optimal karena pembicaraan antara agen dengan masyarakat hanya berlangsung one way.

Baca juga: Persiapan New Normal, Tokopedia Gencarkan UMKM Go Digital

"Kalau sudah lewat orang, biasanya jadi sulit sekali go digital. Kalau ditanya digital engagement asuransi prioritas atau enggak? Jawabnya di bottom semua. Di life insurance itu, padahal pemain besar sudah punya online platform untuk agen-agennya. Tapi tidak semua customernya ready," tutur Iwan.

4. Sektor properti

Iwan menuturkan, sektor yang paling lama mengadopsi digital adalah sektor properti. Ada banyak kendala dari pemain properti maupun pelanggannya sendiri.

"Kategori yang paling lama go digital adalah properti. Misalnya orang mau beli rumah tapi transaksinya secara online, itu biasanya detil rumahnya tidak didetailkan, ada beberapa yang mereka sembunyikan. Jadi harus kontak orangnya untuk tahu lebih lanjut. Ini masih long journey," sebutnya.

Meski begitu, ada beberapa pelanggan yang telah berekspektasi untuk mengadopsi digital. Banyak dari pelanggan yang ingin melakukan konsultasi secara virtual dalam membeli rumah, promo DP, dan respon cepat.

"Tapi tidak semua pemain di properti sudah siap. Intinya adalah satu strategi memang tidak bisa disesuaikan untuk semua sektor. Perlu ada teknik pemasaran lainnya," tukas Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com