Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos PLN Buka-bukaan Soal Proyek 35.000 MW, Apa Perkembangannya?

Kompas.com - 18/06/2020, 12:16 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini membeberkan progres pengembangan pembangunan, pembangkit listrik dari program 35.000 Megawatt (MW) di hadapan Komisi VII DPR RI.

Dia menyampaikan, secara akumulasi program 35.000 MW dan 7.000 MW total yang sudah terealisasi sebesar 14.792,5 MW.

Khusus program 35.000 MW, pihaknya mencatat progress proyek pembangunan pembangkit yang telah beroperasi mencapai 8.137 MW atau sebesar 23 persen.

Baca juga: Janji Baru Pemerintah, Program Listrik 35.000 MW Selesai 3 Tahun Lagi

Sementara untuk proyek yang telah memasuki tahap konstruksi 63 persen atau sebesar 18.941 MW sedang dalam proses konstruksi.

“Sebagian besar sudah dalam tahap konstruksi. Proyek yang sudah terkontrak namun belum mulai proses pembangunan mencapai 6.878 MW atau 20 persen,” ujarnya alam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (17/6/2020).

Lebih lanjut Zulkifli mengatakan, yang dalam tahap pengadaan sebesar 829 MW atau 2 persen dan tahap perencanaan sebesar 734 MW atau 2 persen.

Progres tersebut terdiri dari pembangkit yang dibangun oleh PLN dan Produsen Listrik Swasta (Independent Power Producer/IPP).

Baca juga: Program Listrik 35.000 MW Jokowi Baru Terealisasi 10 Persen

Secara rinci, Zulkifli menjelaskan, pihaknya telah menyelesaikan pembangkit mencapai 3.488 MW yang telah beroperasi memperkuat sistem kelistrikan.

Sedangkan yang masih dalam proses konstruksi sebesar 3.811 MW, sebesar 829 MW dalam tahap pengadaan, dan sebesar 734 MW dalam proses perencanaan.

Kemudian pembangkit listrik milik swasta yang telah beroperasi sebesar 4.649 MW. Sedangkan yang masih dalam proses konstruksi sebesar 15.130 MW dan yang sudah terkontrak namun belum memulai proses pembangunan sebesar 6.878 MW.

"Seluruh proyek dalam program pembangunan ini kami targetkan selesaikan tahun 2025 dengan menyesuaikan demand yang ada," kata Zulkifli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com