Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jonan Akui Biaya Urus Tanaman Lebih Besar dari Uang Pensiun Menteri

Kompas.com - 18/06/2020, 18:19 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengakui biaya mengurus tanaman hidroponik yang digelutinya lebih besar dibanding uang pensiun yang didapatnya.

Sebagai informasi, Jonan kini memang tengah disibukkan mengurus tanaman-tanamannya di pekarangan rumah, meski masih bekerja sebagai motivator dan penasehat perusahaan.

"Karena uang pensiun saya enggak besar, bisa lebih besar dari uang pensiun saya. Tapi kira-kira ya mungkin kalau untuk biaya beli pupuk, beli bibit, bisa Rp 300.000 sampai Rp 400.000. Tapi itu untuk 2.000 titik (tanaman), ya," kata Jonan dalam Marketeers Hangout, Kamis (18/6/2020).

Baca juga: Tak Lagi Jadi Menteri, Jonan Kini Sibuk Bertani Sayur

Karena biaya perawatan termasuk murah, dia pun menyarankan milenial untuk menggeluti urban farming, utamanya di masa Covid-19. Selain mengisi waktu, memakan hasil tanaman sendiri bisa lebih menyehatkan.

"Daripada menanam rumput saja, baiknya menanam tanaman untuk asupan. Sebulan cuma Rp 300.000 - Rp 400.000. Saran saya, belajar tutorial saja dari internet bisa kok. Nanti sayurnya bisa dimakan sendiri atau dibagi ke tetangga," tutur Jonan, yang juga pernah menjabat Menteri Perhubungan ini.

Lebih lanjut Jonan menuturkan, bercocok tanam berkontribusi mengurangi pengeluaran dan membuat udara di sekitar rumah jadi lebih sehat dan bersih.

"Menanam juga untuk membuat udara di sekitar rumah jadi lebih baik. Dalam pandangan saya, kalau ini dikerjakan akan lebih baik dan jadi ketahanan pangan," tutur Jonan.

Baca juga: WFH Ala Jonan: Bertani Sayur Mayur Hidroponik di Rumah

Kini, tanaman hidroponik di pekarangan rumah Jonan telah berkisar 1.600 tanaman (lubang pipa) dan masih ada ratusan pipa yang digantung di pagar balkon rumahnya.

"Ini kan sederhana. Pupuk saya campur sendiri. pH airnya 5,5 , jangan sampai 7. Kalau pH air lebih tinggi, itu bisa disesuaikan dengan elektrolit acid," sarannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com