Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WFH Bikin Sri Mulyani Kerja 24 Jam Sehari, 7 Hari dalam Seminggu...

Kompas.com - 19/06/2020, 10:33 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) yang disebabkan oleh pandemi virus corona (Covid-19) membuatnya harus bekerja lebih banyak dari situasi normal.

Bendahara Negara itu mengatakan, dengan bekerja dari rumah, tidak ada batas-batas antara kegiatan rumah dan pekerjaan. Dengan demikian, waktu kerja memakan waktu hampir sehari penuh.

"Saya lebih banyak disebut jam kerjanya lebih dari jam kerja normal. Karena WFH artinya 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, enggak ada bedanya home sama work, jadi kerja luar biasa panjang, enggak ada jedanya," ujar Sri Mulyani dalam konferensi video, Jumat (19/6/2020).

Baca juga: Menurut Sri Mulyani, Ini Cara Agar RI Lolos dari Middle Income Trap

"Karena orang menganggap kalau dari satu meeting ke meeting lain enggak perlu travelling time, cuma pindah dari satu Zoom to another Zoom, padahal di Kemenkeu harus menyediakan bahan karena ada konsekuensi keuangan negara," jelas dia.

Bendahara Negara itu pun mengungkapkan hasil survei yang dilakukan kepada 12.000 pegawai Kementerian Keuangan setelah selama tiga bulan melakukan kerja dari rumah.

Dari hasil survei tersebut dijelaskan, sebanyak 24,8 persen merasa dengan WFH jam kerja menjadi lebih banyak, 31 persen merasa bekerja dari rumah membuat waktu kerja menjadi lebih sedikit, dan sebanyak 43 persen lainnya merasa waktu kerja menjadi sama saja.

Adapun mengenai efektifitas bekerja, sebanyak 34 persen merasa sama saja, 13 persen merasa kurang efektif, dan sebanyak 51 persen merasa lebih efektif.

"Saya ini termasuk 51 persen (lebih efektif), karena saya nggak usah stress untuk travelling, memikirkan traffic," ujar dia.

Baca juga: Sri Mulyani: Defisit APBN Meningkat Dramatis, Akan Jadi Beban 10 Tahun ke Depan

"Namun saya tau kita semua masing-masing. Saya berbesar hati ada 51,9 persen yang merasa lebih efektif dengan WFH," ujar dia.

Sri Mulyani pun mengatakan, dengan hasil survei tersebut bisa menjadi timbal balik terhadap cara bekerja dan pengorganisasian Kementerian Keuangan.

Dia mengatakan kepada jajaran Kemenkeu, cara bekerja bisa saja berubah, baik bekerja dari rumah, atau bekerja dari kantor, maupun kombinasi keduanya. Namun dalam melakukan kerja tersebut harus tetap berpegang pada ketepatan dan integritas.

"Fokus kita, Anda jadi bagian dari Kemenkeu, harus menjalankan tugas keuangan negara, cara kita bisa berubah, bisa bekerja dari rumah, dari kantor, atau kombinasi office dan rumah, namun yang harus kita pegang, kualitas kerja kita tidak boleh turun, harus naik," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com