Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Untung Rugi Reksa Dana Pendapatan Tetap dan Obligasi

Kompas.com - 19/06/2020, 11:57 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

3. Pajak

Untuk setiap pembelian SBN ataupun ORI, pemerintah akan mengenakan pajak sebesar 15 persen dari kupon yang diterima investor. Sementara pada reksa dana pendapatan tetap, bunga obligasi dibebaskan dari pajak.

“Ini artinya, keuntungan dari obligasi tidak akan dipotong oleh pajak,” tambah dia.

4. Keuntungan investasi

Penerbit obligasi akan membayarkan kupon (bunga) secara berkala dan melunasi utangnya saat obligasi jatuh tempo, dengan angka yang sudah ditentukan dari awal. Namun, masih ada pajak yang dikenakan dari kupon yang diberikan.

Hal ini tentunya berkebalikan dengan keuntungan investasi reksa dana pendapatan tetap.

Baca juga: Sambut New Normal, Ini Strategi Yakinkan Nasabah Reksa Dana

5. Tingkat risiko

Dalam melakukan investasi berlaku prinsip high risk high return, dimana imbal hasil sejalan dengan risiko.

Pada obligasi pemerintah seperti SBN atau ORI, investasinya akan jaminan oleh pemerintah RI sampai Rp 3 miliar.

“Sehingga bisa dikatakan tingkat risikonya rendah. Berbeda dengan obligasi korporasi yang memiliki potensi risiko gagal bayar oleh perusahaan penerbit surat utang,” ujar dia.

Sementara pada reksa dana pendapatan tetap, di dalamnya terdapat beragam efek obligasi, dan risikonya bisa diminimalisir karena memiliki tingkat risiko menengah.

Investasi di reksa dana pendapatan tetap dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi ekonomi global dan nasional yang akan mempengaruhi tingkat suku bunga perbankan,” ungkap dia.

Baca juga: Strategi Pengelolaan Reksa Dana di Era New Normal

6. Laporan berkala setiap bulan

Dalam pembelian obligasi maupun reksa dana pendapatan tetap, investor dapat memantau perkembangan investasinya berupa laporan rekening komprehensif.

“Investor bisa mencermati pertumbuhan investasinya dari waktu ke waktu dengan menggunakan laporan yang akan diterima setiap bulan,” ungkapnya.

Ketika investor memutuskan untuk menjual portofolionya, harus diingat berapa patokan harga jual obligasi atau nilai aktiva bersih reksa dana yang hendak dijualnya.

Itulah beberapa pertimbangan yang bisa Anda lakukan ketika akan memilih reksa dana atau obligasi. Freddy mengatakan, jika Anda memiliki dana, waktu, dan pengetahuan yang cukup untuk memilih obligasi yang bisa memberikan imbal hasil optimal, silakan berinvestasi langsung di obligasi.

“Jika dana Anda minimum, Anda bisa memanfaatkan reksa dana pendapatan tetap yang di dalamnya terdapat beragam obligasi, serta dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman,” tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com