Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Telan Biaya Rp 905,1 Triliun

Kompas.com - 19/06/2020, 16:39 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, program penanganan pandemi virus corona (Covid-19) dan penanganan ekonomi nasional (PEN) bakal memakan biaya hingga Rp 905,1 triliun.

Angka tersebut jauh lebih besar jika dibandingkan dengan nilai terakhir yang diungkapkan oleh Bendahara Negara itu pada Selasa (16/6/2020). Saat itu, Sri Mulyani mengungkapkan besaran anggaran penanganan Covid-19 dan PEN sebesar Rp 695 triliun.

"Program Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional diperkirakan akan memakan biaya sebesar Rp 905,10 Triliun, telah menimbulkan pelebaran defisit yang cukup dalam pada APBN 2020," ujar Sri Mulyani seperti dikutip dari akun instagramnya, @smindrawati, Jumat (19/6/2020).

Baca juga: Serapan Anggaran Penanganan Covid-19 Rendah, Bakal Berimbas Pada Perekonomian?

Namun demikian, Sri Mulyani tidak memberikan rincian mengenai pos-pos anggaran dan sektor yang mengalami peningkatan alokasi anggaran. Sri Mulyani pun tak memberi rincian mengenai pelebaran defisit akibat peningkatan biaya penanganan pandemi dan PEN tersebut.

Sri Mulyani mengungkapkan dalam kondisi yang masih sangat dinamis dan tingkat ketidakpastian yang juga tinggi, asumsi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 adalah 4,5 persen hingga 5,5 persen.

Dia menilai target tersebut dapat dicapai bila konsumsi masyarakat dapat terus dijaga, investasi dapat ditingkatkan, perdagangan internasional berangsur pulih setelah pukulan terberat akibat pandemi COVID-19 mulai mereda, dan tidak terjadi pukulan kedua (second wave) dari penyebaran covid-19.

"Walaupun tahun 2021 diharapkan dapat menjadi momentum transisi menuju normal pasca pandemi COVID-19, tetapi pemerintah tetap fokus pada agenda reformasi berbagai bidang, yaitu kesehatan, program perlindungan sosial, pendidikan, dukungan industri, Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD), perpajakan, sebagai langkah serius menuju high income country," jelas dia.

Sebagai informasi, besaran nilai biaya yang dialokasikan pemerintah untuk menangani pandemi dan PEN terus meningkat.

Sebelumnya, besaran anggaran penanganan Covid-19 Rp 405,1 triliun sebelum akhirnya dinaikkan menjadi Rp 677,2 triliun dengan adanya peningkatan stimulus baik di bidang kesehatan, stimulus perpajakan hingga bantuan pembiayaan untuk UMKM.

Selain itu, pemerintah juga menganggarkan bantuan untuk korporasi seperti BUMN maupun perusahaan padat karya. Jumlah anggaran tersebut pun kembali ditingkatkan menjadi Rp 686,2 triliun.

Kenaikan besaran anggaran tersebut terjadi lantaran ada peningkatan cadangan belanja untuk sektorat serta tambahan stimulus belanja untuk Transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp 8,9 triliun. Tadinya, anggaran sektoral kementerian dan lembaga sebesar Rp 97,11 triliun.

Terakhir, biaya penanganan Covid-19 kembali bertambah menjadi Rp 695 triliun. Pemerintah kembali meningkatkan anggaran untuk sektoral K/L dan Pemda sebesar Rp 106,11 triliun. Selain itu juga menaikkan anggaran untuk pembiayaan korporasi yang tadinya Rp 44,57 triliun menjadi Rp 53,57 triliun.

"Karena ternyata dampak Covid-19 itu meluas, Kita sudah beri bantuan untuk UMKM dengan nilai pinjaman di bawah Rp 10 miliar, sekarang fokus juga ke korporasi padat karya dengan pinjaman di bawah Rp 1 triliun," ujar dia.

Update: Kemenkeu Tegaskan Anggaran Penanganan Covid-19 Rp 695,2 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com