Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sentral Inggris Minta Maaf karena Perbudakan di Masa Lalu

Kompas.com - 21/06/2020, 11:00 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNN

LONDON, KOMPAS.com - Bank sentral Inggris, Bank of England menjadi salah satu institusi di Inggris yang menyampaikan permintaan maaf karena memiliki sejarah terkait perbudakan di masa lalu.

Dikutip dari CNN, Minggu (21/6/2020) beberapa perusahaan di Inggris mengakui soal keterlibatan dalam perdagangan budak di masa lalu, dan telah berjanji bakal memberikan dukungan finansial untuk komunitas hitam dan etnis minoritas di negara tersebut.

Keterlibatan perusahaan-perusahaan pada perdagangan budak di masa lalu disorot dalam database University College London yang mengeksplorasi warisan kepemilikan budak di Inggris, yang memberikan kontribusi besar bagi kekayaan negara.

Baca juga: Ekonomi Inggris Anjlok 20,4 Persen Pada April 2020

Sepanjang tahun 1640 hingga 1807, Inggris telah memperbudak 3,1 juta penduduk Afrika dan mengirim mereka ke seluruh dunia.

Banyak dari penduduk yang diperbudak itu dibawah ke Karibia untuk bekerja di kebun tebu, dan membuat pemilik mereka menjadi kaya raya dari hasil ekspor gula, molase, dan rum.

Ketika perbudakan kolonial akhirnya dihapuskan pada tahun 1833 Pemerintah Inggris membayar 25 juta dollar AS memberikan kompensasi kepada pemilik budak. Nilai kompensasi tersebut setara dengan 20,6 miliar dollar AS.

Sementara itu, individu-individu yang menjadi budak tidak menerima apa-apa. 

Adapun beberapa pekan terakhir, tengah meletus aksi massa Black Lives Matter di Inggris, dengan para demonstran yang merobohkan patung pedagang budak di abad ketujuh belas, Edward Colston.

Aksi massa pun menyerukan utnutk menghapus dan merobohkan monumen lain dengan sejarah yang serupa.

"Pemilik budak menjadi sangat penting, sebab kala itu mereka menjadi salah satu penyebab perbudakan masuk ke kawasan metropolitan Inggris," jelas University of College.

Baca juga: Pemerintah Inggris Siapkan Bailout untuk Perusahaan-perusahaan Papan Atas

Berdasarkan database kampus tersebut, beberapa gubernur dan direktur Bank of England diketahui memiliki budak.

Para individual tersebut mendapatkan kompensasi dari pemerintah Inggris ketika perbudakan dihilangkan. Mereka mengantongi beberapa ribu poundsterling lantaran telah melakukan pembebasan terhadap budak.

Juru bicara Bank of England dalam sebuah keterangannya mengatakan, perbudakan yang dilakukan pada kisaran abad ke-18 dan 19 merupakan bagian sejarah yang tidak dapat diterima.

Pihaknya pun mengungkapkan permintaan maaf atas peran gubernur dan direktur pendahulu yang terlibat dalam perbudakan budak.

Saat ini, perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia tengah bergulat dengan cara mengatasi ketidakadilan rasial.

Perusahaan-perusahaan tua di Inggris, seperti Lloyd's of London yang merupakan pasar asuransi tertua di dunia, serta perusahaan waralaba pub Greene King mengakui keterlibatan mereka terhadap perbudakan pekan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com