Under the leadership of PM @narendramodi, India has emerged as the 2nd largest mobile phone manufacturer in the world. In the last 5 years, more than 200 Mobile Phone Manufacturing units have been set up. #ThinkElectronicsThinkIndia pic.twitter.com/fGGeCRpj87
— Ravi Shankar Prasad (@rsprasad) June 1, 2020
Merek ponsel lokal India juga belum bisa berbicara banyak di pasar dalam negeri. Salah satunya Micromax, perusahaan pembuat ponsel asal Guguram yang berencana meluncurkan ponsel pintar terbaru mereka beberapa hari mendatang.
Baca juga: Secara Sepihak, China Klaim Lembah Galwan yang Diperebutkan dengan India
Micromax pernah jadi produsen smartphone teratas di India sebelum masuknya perusahaan-perusahaan asal Tiongkok. Nasib terpuruk juga dialami pembuat ponsel lokal lain seperti Lava dan Intex yang hanya bisa menjangkau sisa pasar di kota-kota kecil India yang belum banyak terjamah ponsel China.
Namun yang jadi masalah, produsen-produsen ponsel pintar India juga menggantungkan pasokan perangkat dari vendor-vendor China. Bahkan beberapa perangkatnya masih harus didatangkan dari sana.
"Mereka (produsen lokal) bisa saja memiliki pabrik di India, tempat mereka bisa merakitnya di sini. Tetapi pada akhirnya, semuanya tetap milik China," ujar Doshi.
Sebagai informasi, merek ponsel pintar paling laris di pasaran India adalah Xiaomi dengan pangsa pasar sebesar 30 persen. Artinya, 3 dari 10 orang di India adalah pengguna ponsel besutan perusahaan yang didirikan Lei Jun pada 2010 tersebut.
Baca juga: Konflik Perbatasan India-China, Narendra Modi: Rakyat India Terluka dan Marah
Penjualan Xiaomi di India terus mengalami peningkatan. Di kuartal I 2020, penjualan Xiaomi di India masih bisa tumbuh sebesar 6 persen meski sempat tertekan pandemi virus corona.
Xiaomi mendominasi pasar segmen kelas menengah di India lewat produk andalannya Redmi. Di negara Bollywood ini, harga HP China keluaran Xiaomi rata-rata dibanderol seharga di bawah 20.000 rupee atau Rp 3,73 juta (kurs Rp 186).
Selain Xiaomi, ketergantungan masyarakat India pada HP China semakin terasa dengan besarnya pangsa pasar pabrikan China lainnya antara lain Vivo dengan kue pasar 17 persen, Realmi 14 persen, dan Oppo 12 persen.
Tak cuma jadi penguasa pasar segmen menengah dan menengah ke bawah, ponsel produk China juga sangat kuat di pasar smartphone segmen menengah atas.
Baca juga: Kremasi Tentara yang Gugur, India Juga Bakar Foto Xi Jinping
OnePlus adalah merek dari Oppo yang menguasai 33 persen pasar smartphone premium di India. Jumlah pengguna OnePlus hampir menyamai catatan penjualan Samsung dan Apple di posisi pertama dan kedua penguasa pasar smartphone premium di India yang harganya dibanderol di atas 30.000 rupee atau Rp 5,6 juta.
Dikutip dari India Times, penjualan ponsel China bisa dikatakan sama sekali belum terdampak ketegangan di perbatasan. Sentimen anti- produk China hanya akan bertahan beberapa minggu saja.
Ini lantaran konsumen smartphone di India tak memiliki banyak opsi. Memilih merek ponsel lain, sama saja harus membayar harga lebih mahal dengan kualitas yang belum tentu sebaik produk China.
Di masyarakat India, jika itu sudah menyangkut harga produk yang murah dan reputasi yang baik, bakal sulit tergeser meski ada seruan boikot yang gencar.
Baca juga: Saat PM India Promosikan Yoga untuk Perangi Virus Corona...
Penguasa smartphone di India, Xiaomi, bahkan tengah meluncurkan produk terbarunya di India di tengah ketegangan kedua negara. Oppo juga tetap berencana meluncurkan produk OnePlus terbarunya yang menyasar segmen premium di India bulan depan.
"Merek China butuh setidaknya 3 tahun untuk menguasai pasar India. Jika tiba-tiba kita menghilangkannya dari daftar karena boikot, lalu siapa yang mau mengisi kekosongannya?" kata Kepala Analis techARC Faisal Kawoosa dikutip dari IANS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.