"Selain itu, kebijakan sektoral dan sistem layanan yang kurang efisien menghambat perbaikan hasil-hasil pembangunan, seperti kurangnya orientasi kinerja dalam bidang pendidikan, lemahnya koordinasi belanja di bidang pasokan air minum, keputusan perencanaan perumahan yang buruk, dan sebagainya," ucap Van Doorn.
Van Doorn menyebut, belanja pemerintah untuk mencapai hasil-hasil yang lebih baik dibatasi oleh kendala sistemik lintas sektoral.
Meskipun setiap sektor memiliki program dan tantangan yang unik, ada beberapa masalah lintas sektoral yang umumnya menghambat upaya untuk meningkatkan kualitas belanja di Indonesia.
Baca juga: Sri Mulyani: Realisasi Anggaran Kesehatan Masih Kecil, Baru 1,54 Persen
Tantangan pertama adalah tantangan pengelolaan keuangan negara. Masih ada hambatan sistemik di semua sektor meski ada banyak kemajuan dalam pengelolaan keuangan, seperti proses perencanaan 5 tahunan yang lebih kuat.
Hambatan sistemik dimulai dari ketidak-konsistenan antara arsitektur perencanaan, arsitektur penganggaran, kerangka pengelolaan kinerja, dan struktur organisasi pemerintah.
"Konsep money follow program tidak dapat sepenuhnya dijalankan karena program-program dalam struktur perencanaan disusun berdasarkan prioritas rencana nasional, sedangkan struktur penganggaran disusun berdasarkan struktur organisasi," ungkap dia.
Baca juga: Kemenkeu Tegaskan Anggaran Penanganan Covid-19 Rp 695,2 Triliun
Adapun 4 tantangan lainnya antara lain, tantangan koordinasi antar-lembaga dan antar tingkat pemerintah, transfer fiskal ke daerah tidak mendorong kinerja, sistem dan informasi tidak memadai, dan kendala terhadap peran serta sektor swasta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.