Adapun CEO Alphabet Sundar Pichai dalam unggahan pada akun Twitter pribadinya menyatakan penolakannya atas larangan visa ini. Pichai sendiri merupakan seorang imigran dari India.
"Imigrasi sangat berkontribusi terhadap kesuksesan ekonomi AS, menjadikan (AS) pemimpin global di bidang teknologi, dan (membuat) Google menjadi seperti saat ini," tulis Pichai.
Satu per satu perusahaan dan pimpinan perusahaan-perusahaan teknologi merilis pernyataan melalui Twitter dan kanal lainnya terkait larangan visa untuk pekerja asing ini.
Baca juga: Malaysia Turunkan Pajak Pekerja Asing
Mereka menyebut besarnya kontribusi imigran terhadap perekonomian AS. Menurut mereka, kebijakan Trump itu akan membuat perusahaan-perusahaan AS menjadi tidak kompetitif lantaran terhambat kemampuannya untuk merekrut talenta terbaik.
"Kebijakan ini mengganggu aset terbesar ekonomi AS: keberagaman. Orang-orang dari seluruh dunia datang ke AS untuk bergabung dengan angkatan kerja, membayar pajak, dan berkontribusi kepada daya saing global kita di kancah dunia," ujar Jessica Herrera-Flanigan, Twitter vice president of public policy and philantrophy.
Facebook pun melontarkan pernyataan senada. Juru bicara Facebook menyatakan, pada kenyataannya, larangan imigrasi akan membuat ekonomi AS sulit untuk pulih dari pandemi virus corona
"Kebijakan terbaru Presiden Trump menggunakan pandemi Covid-19 sebagai justifikasi untuk membatasi imigrasi. Dalam kenyataannya, upaya untuk membuat talenta berketerampilan tinggi keluar dari AS akan membuat pemulihan ekonomi AS lebih sulit," ungkap juru bicara Facebook.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.