Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Perbatasan Ancam Kerja Sama Bisnis India dengan China

Kompas.com - 24/06/2020, 08:15 WIB
Mutia Fauzia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pemerintah India menunda perjanjian bisnis senilai lebih dari 600 juta dollar AS atau sekitar Rp 8,4 triliun (kurs Rp 14.000) dengan perusahaan China akibat konflik perbatasan di kedua negara tersebut.

Dikutip dari Reuters, Rabu (24/6/2020) pejabat pemerintah di negara bagian Maharashtra menyatakan mereka tengah melakukan peninjauan ulang atas kesepakatan dengan tiga perusahaan China. Sebab ketiganya tengah mencari titik terang mengenai keberlanjutan dari kerja sama tersebut.

Untuk diketahui, kesepakatan awal dari kerja sama tersebut pertama kali diumumkan pekan lalu sebagai bagian dari inisiatif pemerintah lokal untuk membantu mendorong perekonomian India dari pandemi virus corona (Covid-19).

Baca juga: TikTok Jadi Sasaran Boikot di India

Sebab, pertumbuhan ekonomi negara tersebut telah mengalami perlambatan sejak sebelum krisis dan tahun ini Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut akan mengalami kontraksi untuk pertama kalinya sejak 1979.

Namun, terjadi konflik perbatasan yang menewaskan 20 tentara India di perbatasan antara China dan negara tersebut pekan lalu. Hal tersebut membuat terjadinya ketegangan tensi diplomatik dan militer di antara keduanya.

Hal tersebut menjadi pertaruhan ekonomi yang cukup besar bagi India. Pasalnya, India merupakan salah satu importir produk China terbesar jika dibandingkan dengan negara lain di dunia.

Selain itu, India dan China saling memengaruhi dalam mengembangkan masing-masing potensi sebagai salah satu sumber perkembangan teknologi di dunia. Perusahaan teknologi raksasa asal China telah berinvestasi miliaran dollar AS ke startup India, di sisi lain produsen handphone China juga mendominasi pasar di negara itu.

Baca juga: Mulai Hari Ini, Masyarakat Bisa Kirim Foto Meteran Listrik ke PLN

Adapun salah satu perjanjian bisnis yang paling berisiko gagal di Maharashtra adalah perjanjian bisnis dengan produsen otomotif China Great Wall Motors yang telah sepakat bakal melakukan kerja sama senilai 500 juta dollar AS.

Selain itu, kerja sama lainnya adalah dengan perusahaan manufaktur China Hengli Engineering dan produsen otomotif yang berbasis di Beijing Foton Motor yang telah melakukan kerjasama joint venture dengan perusahaan produsen bus listrik India PMI.

Para pejabat tidak mengungkapkan perusahaan India mana yang berpotensi terpengaruh. Banyak perusahaan lokal meluncurkan penawaran di Maharashtra pekan lalu termasuk Varun Beverages, pemasok produk Pepsi (PEP) di India, dan Hiranandani Group, pengembang real estat terkemuka.

Baca juga: Selain PHK 430 Karyawan, Gojek Juga Tutup Layanan GoLife hingga GoFood Festival

Ketegangan terus meningkat dalam seminggu setelah konflik berdarah antara kedua negara itu. Ada perubahan dalam pola pikir Angkatan Darat India setelah bentrokan perbatasan yang fatal, menurut sumber Angkatan Bersenjata India. Pasukan India di perbatasan sekarang telah diinstruksikan untuk memenuhi setiap agresi dan pelanggaran dengan kekuatan yang sama, kata sumber itu kepada CNN.

Pada hari Senin, menteri industri untuk negara bagian Maharashtra Subhash Desai, mengatakan dalam tweet dari akun media pemerintah negara itu bahwa para pejabatnya sedang menunggu pemerintah pusat India menilai iklim bisnis saat ini, dan mengumumkan kebijakan yang jelas tentang bagaimana bergerak maju dalam kesepakatan dengan perusahaan China.

Baca juga: 430 Karyawan Gojek Kena PHK, Bagaimana Pesangonnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com